GELUMPAI.ID — Dengan hanya tersisa 50 hari menjelang pemilihan presiden mendadak di Korea, dua partai politik utama negara itu kesulitan untuk menentukan kandidat mereka.
Di dalam Partai People Power (PPP), dukungan agar Presiden Sementara Han Duck-soo maju sebagai calon semakin meredup.
Meskipun awalnya beberapa anggota parlemen mendukung pencalonan Han, partai mulai ragu dan Han memilih untuk tetap diam. Sementara itu, Partai Demokrat Korea (DPK) menghadapi kritik terkait aturan pemilu primer yang dianggap menguntungkan mantan pemimpin Rep. Lee Jae-myung.
Saat tanggal pemilihan yang jatuh pada 3 Juni semakin dekat, ketegangan politik semakin meningkat di kedua kubu.
Momentum awal untuk mencalonkan Han sebagian besar telah menghilang. Beberapa anggota legislatif awalnya melihat Han sebagai sosok sentris yang dapat menyatukan partai yang terpecah dan menarik pemilih moderat.
Namun, kepemimpinan partai ikut campur, membatalkan rencana untuk mengeluarkan pernyataan publik yang mendukungnya karena khawatir dukungan dini dapat memperburuk perpecahan internal.
Meskipun tidak ada calon terdepan yang jelas di dalam PPP, beberapa pihak menganggap Han sebagai penantang kuat yang bisa melawan Lee.
Dengan latar belakang pendidikan di bidang ekonomi dari Universitas Nasional Seoul dan Universitas Harvard serta karier panjang sebagai teknokrat, Han dianggap cocok untuk memimpin negara melalui tantangan perdagangan global yang sedang berlangsung.
Dikenal dengan sikap tenang dan moderat, pengalaman bekerja di pemerintahan bawah kepemimpinan Kim Dae-jung dan Roh Moo-hyun, serta asal-usulnya dari Provinsi Jeolla Selatan yang secara tradisional merupakan basis kuat DPK, dianggap sebagai nilai tambah.
Han tetap bungkam dan mengatakan bahwa ia fokus pada tugas-tugasnya saat ini. Dengan waktu kurang dari dua bulan sebelum pemilihan, ia menghadapi tantangan besar dalam menyusun kampanye, mengamankan pendanaan, dan membangun pengakuan publik yang lebih luas.
Citra lamanya sebagai birokrat ketimbang politisi membuat prospeknya semakin sulit.