GELUMPAI.ID — Organisasi nirlaba asal Amerika, Women Make Movies (WMM), merupakan salah satu yang terdampak besar akibat pemotongan dana oleh Presiden Donald Trump pada hibah-hibah humaniora federal.
Debra Zimmerman, Direktur Eksekutif WMM, berbicara tentang dampak pemotongan ini saat acara festival film dokumenter Visions du Réel di Swiss.
Zimmerman menjelaskan bahwa pemotongan dana ini memengaruhi lebih dari seribu organisasi, termasuk lembaga yang mendukung pembuat film.
Salah satu yang paling terdampak adalah National Endowment for the Humanities (NEH), yang memberi dukungan pada museum, arsip, dan proyek media di seluruh Amerika Serikat.
“Kami kehilangan dana sebesar $1,2 juta, uang yang seharusnya langsung diterima oleh pembuat film,” ungkap Zimmerman.
“Pemotongan ini dilakukan tanpa memberi waktu bagi kami untuk mengajukan permohonan pembayaran untuk uang yang sudah digunakan.”
Dia menambahkan bahwa langkah ini merugikan pembuat film dan membuat banyak proyek terancam tidak selesai.
“Ini adalah pemborosan besar dari dana yang sudah diinvestasikan pemerintah dalam proyek-proyek ini.”
Zimmerman juga menunjukkan bahwa pemberhentian hibah dilakukan dengan alasan untuk “menjaga kepentingan pemerintah federal, termasuk prioritas fiskal.” NEH mengklaim bahwa mereka harus mengalihkan dana untuk mendukung agenda presiden saat ini.
Sebagai respons, WMM bersama enam organisasi pendukung pembuat film lainnya, termasuk International Documentary Association dan Third World Newsreel, mengirimkan surat kepada Kongres untuk meminta campur tangan.
Dalam surat tersebut, mereka menegaskan bahwa penghentian hibah ini adalah upaya untuk mengontrol produksi seni dan mengabaikan kebebasan berkarya.
Zimmerman juga menekankan bahwa WMM telah lama mendukung suara-suara yang terpinggirkan dalam dunia perfilman.
“Kami berkomitmen untuk mendukung representasi diri dan bekerja dengan komunitas untuk memastikan film yang penting dapat dinikmati oleh mereka yang membutuhkan.”
Sebagai contoh sukses, WMM mendistribusikan film “Daughters of the Dust” pada 1991, yang menjadi film pertama yang disutradarai oleh wanita Afrika-Amerika dengan rilis teater yang luas di AS. Selain itu, mereka juga mendukung film “Coded Bias” pada 2020, sebuah dokumenter tentang bias rasial dan gender dalam sistem pengenalan wajah yang diputar oleh berbagai perusahaan besar seperti Google dan Microsoft.