News

Pendukung Militer Sudan Protes Campur Tangan PBB Dalam Penyelesaian Krisis Pasca-kudeta

GELUMPAI.ID – Sejumlah warga Sudan yang pro-militer turun ke jalan menggelar aksi unjuk rasa di ibu kota Sudan, Khartoum, untuk memprotes upaya PBB dalam menyelesaikan krisis politik yang telah dirusak oleh gelombang protes berdarah sejak kudeta militer pada Oktober lalu.

Seorang reporter kantor berita AFP mengatakan, ribuan orang berkumpul pada hari Rabu di luar kantor UNITAMS, misi PBB yang meluncurkan pembicaraan dengan faksi-faksi Sudan bulan ini.

Mereka mengangkat spanduk bertuliskan, ‘Turun, turunkan PBB’, dan spanduk lainnya yang mendesak Perwakilan Khusus PBB, Volker Perthes, untuk ‘Pulanglah’.

“Kami tidak ingin intervensi eksternal di negara kami,” kata pengunjuk rasa Hamed al-Bashir kepada AFP di luar gedung, Rabu (26/1).

Pada 10 Januari, Perthes mengatakan bahwa konsultasi bertujuan ‘untuk mendukung Sudan untuk mencapai kesepakatan tentang jalan keluar dari krisis saat ini’.

“PBB tidak datang dengan proyek, rancangan atau visi apa pun untuk solusi,” tambahnya.

Di akun Twitter-nya, UNITAMS mengatakan bahwa kelompok pengunjuk rasa menuntut pengusiran misi tersebut.

“Kami membela kebebasan berkumpul & berekspresi dan menawarkan untuk menerima delegasi di tempat kami yang mereka tolak,” tulis di Twitter.

Untuk diketahui, Sudan berada dalam kekacauan sejak pemimpin militer Abdel Fattah al-Burhan merebut kekuasaan pada 25 Oktober, menghancurkan transisi rapuh negara itu menuju demokrasi.

Ini mengakhiri perjanjian pembagian kekuasaan yang goyah antara pemimpin militer dan sipil yang telah dinegosiasikan setelah pemberontakan rakyat yang menggulingkan penguasa tiga dekade Omar al-Bashir.

Dewan Kedaulatan, yang dibentuk oleh al-Burhan setelah kudeta dengan dirinya sebagai ketua, telah menyambut baik dialog yang dipimpin PBB, seperti halnya Amerika Serikat, Inggris, negara tetangga Mesir, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.

The Force of Freedom and Change (FFC) atau Pasukan untuk Kebebasan dan Perubahan, blok sipil utama Sudan, juga mengatakan akan bergabung dalam konsultasi ‘untuk memulihkan transisi demokrasi’.

Dalam konferensi pers hari Rabu, pemimpin FFC, Omar al-Degeir’ meminta masyarakat internasional untuk berdiri di samping rakyat Sudan. “(Mendukung) rakyat Sudan untuk mencapai tuntutannya untuk membalikkan kudeta,” katanya.

Direktur Urusan Politik UNITAMS, Stephanie Khoury, sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya berperan dalam mendengarkan aspirasi dari setiap pemangku kebijakan.

“Peran kami pada tahap konsultasi untuk proses politik #Sudan ini adalah mendengarkan pemangku kepentingan Sudan; memastikan kami secara aktif mendengarkan pandangan mereka, mendokumentasikan visi & saran mereka,” tandasnya.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar