Nasional Opini
Beranda » Peran Sekolah Ramah Anak Dalam Mendukung Pendidikan Inklusi

Peran Sekolah Ramah Anak Dalam Mendukung Pendidikan Inklusi

Table of Contents+

    Artikel Disusun Oleh:

    Alfida arofa
    Ameila Putri
    Dilla Duwi nungraini

    CO AUTOR : Dr. Dea Mustika.S.Pd.,M.Pd ([email protected].)

    Dalam upaya menciptakan sistem pendidikan yang adil dan merata bagi seluruh anak, Kota Pekanbaru terus mendorong pengembangan sekolah ramah anak sebagai pilar utama dalam mendukung pendidikan inklusi. Konsep sekolah ramah anak tidak hanya menekankan pada kenyamanan fisik siswa di lingkungan sekolah, tetapi juga pada penerimaan terhadap keberagaman, termasuk keberagaman kemampuan fisik, mental, sosial, dan latar belakang peserta didik.

    Pendidikan inklusi merupakan pendekatan yang menempatkan semua anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, dalam satu lingkungan belajar yang sama. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan kesempatan belajar yang setara, tanpa diskriminasi atau pengucilan. Sekolah ramah anak menjadi medium penting untuk mewujudkan hal tersebut karena berfokus pada penghargaan terhadap hak-hak anak, perlindungan dari kekerasan, serta penguatan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran.

    Kisruh SPMB 2025, Ketua DPRD Kota Serang Sebut Ada Kegagalan Sistemik

    Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Dr. H. Abdul Jamal, M.Pd, sekolah ramah anak adalah bentuk komitmen pemerintah dan masyarakat dalam memenuhi hak anak atas pendidikan yang layak dan inklusif. “Kami terus mendorong sekolah-sekolah di Pekanbaru untuk menjadi sekolah ramah anak. Ini bukan sekadar label, tetapi sebuah sistem dan budaya sekolah yang menjamin bahwa setiap anak, tanpa kecuali, merasa diterima, aman, dan dihargai,” ujarnya dalam kegiatan sosialisasi sekolah inklusi, Jumat (6/6/2025).

    Sekolah ramah anak di Pekanbaru mengadopsi prinsip-prinsip inklusivitas, di antaranya penghapusan segala bentuk diskriminasi, pembangunan fasilitas yang aksesibel bagi siswa berkebutuhan khusus, pelatihan guru dalam pendekatan pembelajaran diferensiatif, serta pelibatan orang tua dan komunitas dalam mendukung tumbuh kembang anak.

    Salah satu sekolah yang telah berhasil menerapkan konsep sekolah ramah anak dan inklusi adalah SD Negeri 125 Pekanbaru. Kepala sekolahnya, Nuraini, S.Pd., menjelaskan bahwa pihaknya secara aktif membangun budaya positif di sekolah melalui pelatihan guru, penguatan kurikulum berbasis karakter, dan pengadaan sarana inklusif. “Kami menerima siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi. Prinsip kami adalah semua anak bisa belajar bersama, saling menghargai, dan tumbuh dalam lingkungan yang mendukung,” ucapnya.

    Laman: 1 2