Indosat memproyeksikan lonjakan trafik data nasional tertinggi harian selama Ramadan mencapai 14,6% dibandingkan rata-rata trafik harian, dengan puncaknya terjadi
menjelang Idul fitri.
Untuk mengantisipasi lonjakan ini, dari sisi kesiapan infrastruktur jaringan, Indosat meningkatkan kapasitas jaringan melalui optimalisasi BTS (Base Transceiver Station), MBTS (Mobile Base Transceiver Station), serta pemantauan trafik secara real-time.
Optimalisasi ini mencakup 632 titik keramaian (Point of Interest/POI), 68 rute strategis, 29 jalur tol, 30 jalur non-tol, dan 9 jalur kereta api.
Beberapa kota diprediksi akan mengalami lonjakan trafik data di masing-masing wilayah, seperti Bogor, Tasikmalaya, Sukabumi dan kawasan Jakarta Raya lainnya.
Sementara di wilayah Jawa, kenaikan trafik diprediksi terjadi di Purwokerto, Madiun, dan Pati. Untuk wilayah Sumatera, yakni di Metro-Kota Bumi, Baturaja, dan Padang.
Sedangkan di wilayah Kalisumapa berlokasi di Bone, Gowa, dan Parepare. Untuk mendukung komunikasi pelanggan, dilakukan peningkatan jaringan dengan menambah kapasitas di 9.600 BTS dan 800 jaringan transport.
Selain itu, cakupan diperluas melalui penambahan 1.500 BTS baru dan 53 Mobile BTS. Stabilitas operasional juga disiapkan dengan 1.100 Mobile Genset dan 3.000 teknisi siaga di seluruh Indonesia.
Seiring tren peningkatan layanan digital, beberapa aplikasi diperkirakan mengalami
peningkatan penggunaan tertinggi selama Ramadan, termasuk TikTok, YouTube, Instagram, Facebook, dan WhatsApp.
Sementara itu, Mobile Legends, Roblox, Free Fire, PUBG, dan Call of Duty diprediksi menjadi game paling populer selama periode ini.
Lonjakan Trafik di Circle Jakarta Raya dan Kesiapan Indosat Dalam menghadapi lonjakan trafik yang signifikan di Circle Jakarta Raya selama periode Ramadan dan Lebaran, Indosat Ooredoo Hutchison telah mengimplementasikan strategi penguatan jaringan untuk memastikan konektivitas yang stabil bagi pelanggan.
Berdasarkan prediksi trafik, Jakarta Raya diperkirakan mengalami peningkatan trafik data sebesar 14,76%, dengan kenaikan yang cukup tinggi di Inner Jakarta (17,93%), Outer Jakarta (13,67%), dan West Java (14,51%).