Table of Contents+
Namun, Petrucci tetap mengambil hikmah dari peristiwa tersebut. “Seperti biasa, Dakar adalah pelajaran hidup,” ungkapnya. “Saat kamu kehilangan arah, kamu tidak tahu dari mana datangnya atau kemana harus pergi. Atau saat sesuatu rusak dan kamu merasa semuanya hilang. Tapi, seperti hidup, ketika kamu terdesak, satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah maju. Masalah menjadi peluang. Peluang untuk terus maju.”
Pasca stage kedua yang penuh tantangan ini, Petrucci bersama timnya, Arnoletti dan Bellina, kini berada di posisi 12 besar dalam klasemen umum truk, tertinggal lebih dari empat jam dari truk pemimpin yang dikemudikan oleh Martin Macik, Frantisek Tomasek, dan David Svanda, yang juga bernaung di tim MM Technology.
Sumber: CRASH