Internasional

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Minta Maaf Karena Deklarasi Darurat Militer

GELUMPAI.ID – Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol tengah menghadapi ujian berat setelah tindakan kontroversialnya memicu gelombang kritik. Sabtu lalu, upaya pemakzulannya gagal setelah Partai Kekuatan Rakyat (PPP), yang ia pimpin, memboikot pemungutan suara di Majelis Nasional. Namun, posisi Yoon tetap terancam. Pemimpin PPP sendiri, pada Jumat, menyerukan agar kekuasaan presiden Yoon ditangguhkan. Hal ini menyusul terungkapnya perintah Yoon untuk menangkap sejumlah lawan politik setelah mendeklarasikan darurat militer.

Dalam pidato di televisi nasional, Yoon menyampaikan permintaan maaf yang tulus. “Keputusan saya untuk mengumumkan darurat militer adalah tindakan putus asa sebagai pemimpin negara ini. Saya menyadari telah menyebabkan kecemasan dan ketidaknyamanan bagi rakyat Korea Selatan, dan saya sangat menyesal atas hal itu,” ungkapnya dengan nada penuh penyesalan.

Meski demikian, ancaman pemakzulan masih membayangi Yoon. Banyak anggota parlemen menilai tindakannya sebagai langkah yang tidak sesuai konstitusi. Apakah Yoon dapat menyelesaikan sisa masa jabatan dua setengah tahunnya atau harus lengser, ia sudah masuk daftar presiden Korea Selatan yang terjerat kontroversi besar selama masa kepemimpinan.


Korea Selatan dan Tradisi Tragis Para Presiden

Sejak Perang Dunia II, Korea Selatan telah memiliki 13 kepala negara. Dari mereka, lima presiden pertama tidak dipilih secara demokratis dan mengalami akhir yang tragis, mulai dari kudeta, pengasingan, hingga pembunuhan. Di era demokrasi, dari delapan presiden terpilih, empat di antaranya telah menjalani hukuman penjara.

Statistik ini mencerminkan sisi gelap politik Korea Selatan. Demokrasi negara ini, meskipun terlihat kokoh di permukaan, menyimpan dinamika kekuasaan yang kompleks. Bahkan sosok berprestasi seperti Kim Dae-jung, peraih Nobel Perdamaian, tidak lepas dari kontroversi, setelah diketahui ia menyuap Korea Utara demi mengadakan pertemuan puncak antar-Korea.


Budaya Korea dan “Kepresidenan Kekaisaran”

Profesor Lee, dalam wawancara dengan Fox News Digital, menjelaskan bahwa kekuasaan presiden Korea Selatan sangat besar, bahkan kerap disebut sebagai “kepresidenan kekaisaran.” Menurut Lee, budaya Konfusianisme di Korea, yang menekankan kesetiaan dan penghormatan kepada otoritas, menjadi salah satu penyebab mengapa banyak pemimpin akhirnya terjerembab.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar