Produser Acara Ungkap Kelakuan di Balik Layar Gus Miftah, Netizen Heboh!
GELUMPAI.ID – Gus Miftah kembali menjadi sorotan setelah kontroversi yang menyeret dirinya. Kali ini, seorang produser televisi swasta mengungkapkan pengalaman tak mengenakkan tentang perilakunya di balik layar. Fakta tersebut diunggah oleh Hanum Rais, putri Amien Rais, melalui akun X miliknya.
Dalam cuitannya, Hanum menceritakan bagaimana seorang produser acara tradisional Jawa pernah menyampaikan keluhan kepadanya.
“Bicara Pak Taim, jadi teringat salah satu produser acara tradisional Jawa ‘PJ’ di sebuah televisi lokal nasional di Jogja yang mengeluh ke saya (karena saya salah satu eksekutif produsernya beberapa tahun lalu),” tulis Hanum.
Menurut pengakuan tersebut, Gus Miftah kerap berkata kasar dan bahkan melakukan body shaming kepada lawan bicaranya selama acara berlangsung. Hal ini membuat tim editing kewalahan karena harus terus menyensor ucapannya agar layak tayang.
“Mba Hanum, tolong lah episodenya jangan menghadirkan beliau (Pak Taim) lagi. Kami di ruang editing capek nyensor omongannya. Suka body shaming lawan mainnya,” ungkap produser tersebut seperti yang diceritakan oleh Hanum.
Tidak hanya itu, Gus Miftah juga dikritik saat tampil di acara lain. Hanum menambahkan bahwa saat tampil di program Ramadhan Live di stasiun televisi lain, situasi menjadi semakin kacau.
“Keluar dari acara itu, televisi lokal lain menghadirkan beliau di acara Ramadhan Live. Fuh, makin amburadul, orang MCR pencet tombol suara tut melulu setiap dia buka mulut,” lanjut Hanum.
Netizen Bereaksi
Cuitan tersebut langsung memancing reaksi dari netizen di kolom komentar. Banyak yang membagikan pengalaman serupa terkait perilaku Gus Miftah.
“Share pengalaman jg, dulu kala sebelum Miftah terkenal, dusunku di Godean pernah mengundang ceramah dalam rangka syawalan. Bahasanya emang gitu. Ketika pembubaran panitia, para sesepuh dusun kasih saran agar tidak mengundang lagi karena mereka merasa risih dengan diksi-diksi yang digunakan,” tulis @agu***.
Ada pula yang menyimpulkan bahwa perilaku tersebut memang sudah menjadi kebiasaan.
Tinggalkan Komentar