Program Makan Bergizi Didanai Cina, Pakar Sebut Ada Ancaman Politik
Gelumpai.id, Nasional — Pengajar Hubungan Internasional Universitas Paramadina, Peni Hanggarini, mengingatkan potensi ancaman yang mungkin timbul dari bantuan pendanaan Cina dalam program Makan Bergizi Gratis. Menurutnya, utang bukan hanya soal nominal, tetapi bisa menjadi alat politik.
Dilansir dari Tempo.co, Peni menjelaskan, “Ancaman bisa berubah menjadi ancaman yang nyata. Masalahnya hanya terwujud dalam waktu singkat atau tidak,” katanya dalam diskusi daring, Jumat, 15 November 2024. Dukungan dana dari Cina merupakan hasil kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Cina pada 8-10 November 2024, yang ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara kedua negara.
Peni menilai, utang dapat digunakan sebagai instrumen politik untuk memengaruhi kebijakan negara penerima. Ia juga memperingatkan risiko spillover atau dampak berantai dari utang tersebut. “Utang yang awalnya dianggap beban ekonomi bisa berkembang menjadi ancaman dalam konteks keamanan atau human security,” ucapnya.
Selain Cina, Amerika Serikat (AS) juga disebut mendukung program ini. Peni menilai bahwa dukungan dari dua negara besar menunjukkan posisi strategis Indonesia, namun pemerintah harus berhati-hati. “Ini bukan bantuan, tetapi utang,” tegasnya.
Ia menyarankan pemerintah untuk mempelajari lebih dalam keuntungan serta bunga yang ditawarkan oleh Cina, sekaligus membandingkannya dengan bantuan dari AS. Peni juga menekankan pentingnya Indonesia untuk tetap independen dan aktif dalam menghadapi dinamika geopolitik global.
Tinggalkan Komentar