GELUMPAI.ID — Rusia melanjutkan serangan besar-besaran di wilayah Kursk, menghancurkan sisa-sisa pasukan Ukraina yang terjebak setelah serangan balik Ukraina tujuh bulan lalu. Serangan ini menandai salah satu pertempuran paling sengit dalam tiga tahun perang yang telah membawa kedua negara ke tepi kehancuran total.
Pasukan Ukraina yang terjebak kini hanya menguasai wilayah sekitar 110 kilometer persegi, jauh berkurang dari lebih dari 1.368 kilometer persegi yang mereka klaim tahun lalu. Rusia dilaporkan telah berhasil memaksa pasukan Ukraina mundur, meskipun pertempuran sengit terus berlangsung.
Blogger militer pro-Rusia, Yuri Podolyaka, menyebut bahwa pasukan Rusia kini telah mendorong pasukan Ukraina kembali ke perbatasan Rusia. “Namun, meskipun demikian, pasukan Ukraina terus melawan,” ujarnya.
Meskipun Rusia mengklaim wilayah tersebut hampir bersih dari pasukan Ukraina, peta pertempuran menunjukkan bahwa pasukan Ukraina terkurung dalam dua kantong wilayah yang terhubung di sisi perbatasan. Rusia kini sedang membersihkan ranjau yang dipasang oleh Ukraina di area tersebut.
Presiden Vladimir Putin sempat menawarkan jaminan keselamatan bagi tentara Ukraina yang menyerah di Kursk. Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membantah klaim bahwa pasukannya telah terkepung, meskipun ia menyatakan kekhawatiran tentang kemungkinan serangan Rusia ke Sumy, yang berbatasan langsung dengan Kursk.
Putin sendiri menuduh pasukan Ukraina melakukan kejahatan terhadap warga sipil di Kursk, meskipun Kyiv membantah keras tuduhan tersebut. Di sisi lain, Ukraina mengklaim bahwa sekitar 11.000 tentara Korea Utara turut bertempur bersama pasukan Rusia, meskipun tidak ada konfirmasi dari kedua pihak mengenai hal ini.
Sementara itu, Amerika Serikat kembali menyetujui pengiriman bantuan militer ke Ukraina dan berbagi intelijen. Namun, Presiden AS Donald Trump juga berencana berbicara langsung dengan Putin pada 18 Maret 2025 untuk mencari jalan keluar dari perang yang semakin brutal ini.
Trump mengatakan, “Kami ingin melihat apakah kami dapat mengakhiri perang ini. Mungkin kami bisa, mungkin juga tidak, tetapi saya pikir kami memiliki peluang yang sangat bagus.”