GELUMPAI.ID – Presiden Rusia, Vladimir Putin, baru saja menyetujui anggaran pertahanan terbesar sepanjang sejarah negara itu. Dalam rancangan anggaran tahun 2025 yang dirilis Minggu (3/12), Rusia mengalokasikan sekitar $126 miliar (13,5 triliun rubel) untuk belanja pertahanan—setara dengan 32,5% dari total belanja pemerintah.
Anggaran ini mencatat peningkatan sekitar $28 miliar (3 triliun rubel) dibandingkan rekor sebelumnya yang tercatat tahun ini. Namun, dalam jangka panjang, Rusia berencana memangkas sedikit belanja militer pada tahun 2026 dan 2027. Rencana anggaran tersebut telah mendapat persetujuan dari kedua majelis parlemen Rusia.
Perang yang Menguras Sumber Daya
Perang di Ukraina—konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II—terus menjadi medan tempur sengit bagi kedua belah pihak. Rusia dikabarkan meraih kemajuan di beberapa titik penting garis depan, meskipun Kyiv masih memberikan perlawanan keras di wilayah Kursk, tempat satu-satunya keberhasilan militer besar Ukraina tahun ini.
Namun, perang berkepanjangan ini juga dikenal sebagai perang gesekan, di mana kedua belah pihak mencoba saling melemahkan. Ukraina yang sejak awal menghadapi keterbatasan sumber daya dan tenaga kerja, terus menerima bantuan miliaran dolar dari sekutunya di Barat. Senin lalu, Jerman menjanjikan lebih dari €650 juta ($684 juta) bantuan militer baru, termasuk sistem pertahanan udara canggih seperti Patriot buatan AS yang akan dikirimkan tahun depan.
Di sisi lain, Rusia memiliki persenjataan dan amunisi yang jauh lebih banyak, namun ekonominya mulai kewalahan. Inflasi melonjak, dan kekurangan tenaga kerja semakin terasa. Sebagai respons, Bank Sentral Rusia menaikkan suku bunga hingga 21% pada Oktober, level tertinggi dalam beberapa dekade terakhir.
Dukungan dari Korea Utara
Dilaporkan, sekitar 11.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan untuk membantu Rusia di medan perang, khususnya di wilayah Kursk. Selain itu, hampir sepertiga misil balistik yang ditembakkan ke Ukraina tahun ini merupakan senjata buatan Korea Utara, menurut pejabat pertahanan Ukraina. Kendati demikian, kehilangan material militer dalam jumlah besar tetap menjadi tantangan serius bagi Rusia.