GELUMPAI.ID — Di hadapan Presiden Prabowo Subianto, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa mengungkap fakta yang bikin geleng-geleng kepala soal pendidikan di Indonesia.
Rata-rata lama sekolah masyarakat Indonesia ternyata hanya 8,9 tahun. Artinya, mayoritas warga Indonesia hanya sempat menempuh pendidikan sampai SMP.
Jemmy menyampaikan hal ini dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia yang digelar di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Struktur angkatan kerja saat ini masih didominasi lulusan pendidikan dasar dan menengah rendah.
Sebanyak 35% lulusan SD ke bawah, 18,5% lulusan SMP, dan 35,9% lulusan SMA atau SMK.
Dalam situasi ini, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dianggap sebagai penyerap tenaga kerja paling potensial.
Khususnya bagi mereka yang hanya sempat mencicipi pendidikan di level menengah atau lebih rendah.
“Ini masalah fundamental yang harus kita hadapi bersama. Dengan tingkat pendidikan yang rendah, dampaknya bukan hanya ke sektor industri, tapi juga ke masalah sosial seperti pernikahan dini, perceraian, hingga anak terlantar. Ini menciptakan siklus kemiskinan yang sulit diputus,” kata Jemmy, dikutip Rabu (9/4/2025).
Ia menyebut industri TPT di banyak negara telah terbukti mampu membuka peluang kerja layak, bahkan untuk lulusan SMP sekalipun.
“Di banyak negara, industri TPT terbukti mampu memberikan peluang kerja yang layak bagi lulusan SMA bahkan SMP. Industri ini bisa jadi alat untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat kelas bawah jika dikelola dengan benar,” jelasnya.
Untuk itu, Jemmy mendorong adanya sinergi antara pemerintah dan industri agar bisa menyusun peta jalan yang konkret.
Harapannya, potensi industri tekstil bisa dimaksimalkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Lebih jauh lagi, Indonesia bisa lepas dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap.
“Kami mendorong pemerintah dan industri untuk bersama-sama menyusun road map yang jelas dan terukur untuk memanfaatkan potensi ini secara maksimal, sehingga Indonesia dapat keluar dari middle income trap,” pungkasnya.