Oleh: Fikri Fathuridwanullah – Ketua DPD IMAKIPSI Banten
GELUMPAI.ID – Hari Raya Idulfitri selalu menjadi simbol kemenangan, hari di mana umat Islam merayakan keberhasilan melewati ujian sebulan penuh dalam Ramadan. Namun, di balik takbir yang menggema dan sukacita yang terasa, ada kenyataan pahit yang tak bisa kita abaikan.
Indonesia hari ini bukanlah negeri yang menang. Justru, kita melihat semakin banyak rakyat yang tertindas, hak-hak yang terabaikan, dan ketimpangan yang semakin menganga. Negeri ini tak kunjung lepas dari berbagai persoalan yang terus menumpuk, membuat kita bertanya: Kapan Indonesia benar-benar merdeka dari segala bentuk ketidakadilan?
Indonesia dalam Kegelapan
Kita menyaksikan bagaimana rakyat kecil semakin sulit bertahan hidup. Sumber daya alam yang melimpah seharusnya menjadi berkah, tetapi justru dikuasai oleh segelintir elite. Sementara itu, mereka yang berada di bawah terus berjuang dalam kondisi yang semakin menekan. Kemiskinan masih merajalela, harga kebutuhan pokok terus melambung, dan kesenjangan ekonomi semakin nyata di depan mata.
Pemerintah berbicara tentang efisiensi anggaran, tetapi realitas di lapangan berkata lain. Anggaran yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat justru sering kali tidak tepat sasaran. Kita melihat banyak proyek yang menghabiskan dana besar tetapi minim manfaat bagi masyarakat luas. Di sisi lain, anggaran pendidikan dan kesejahteraan sosial kerap dipangkas dengan alasan penghematan, membuat rakyat semakin menderita.
RUU TNI, RUU Polri, dan Demokrasi yang Terancam
Belakangan, kita juga dihadapkan pada polemik Rancangan Undang-Undang (RUU) TNI dan Polri yang menuai banyak kritik. Regulasi yang harusnya menjadi alat untuk memperkuat demokrasi justru berpotensi mengancam kebebasan sipil.
Apakah RUU ini dibuat untuk melindungi rakyat atau hanya memperkuat kekuasaan tertentu? Ini menjadi pertanyaan besar yang harus terus dikawal oleh seluruh elemen bangsa, khususnya pemuda dan mahasiswa. Jangan sampai reformasi yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata justru mundur kembali ke masa otoritarianisme.
Pendidikan yang Kian Terabaikan
Pendidikan adalah jendela masa depan, tetapi di negeri ini, pendidikan justru semakin terpinggirkan. Ketimpangan akses pendidikan masih begitu nyata, terutama di daerah pelosok. Banyak sekolah yang masih dalam kondisi memprihatinkan, tenaga pengajar yang kurang, dan fasilitas yang jauh dari kata layak.