Ruben Amorim Bicara Terkait Tantangan dan Filosofi Kepelatihannya di Manchester United
GELUMPAI.ID – Ruben Amorim, pelatih baru Manchester United, berbicara dengan penuh keyakinan dan percaya diri dalam konferensi pers pertamanya pada hari Jumat di Carrington. Di usianya yang baru 39 tahun, Amorim siap menghadapi laga pertama di Portman Road pada hari Minggu, dengan fokus untuk meraih tiga poin saat menghadapi Ipswich Town, yang menjadi lawan pertama United di Premier League sejak tahun 2002.
Pada kesempatan ini, Ruben mengungkapkan pandangannya mengenai berbagai hal terkait kepelatihannya, termasuk hubungan dengan pemain, tantangan di tengah musim, serta bagaimana ia menatap kompetisi di Premier League.
Dilansir dari laman resmi Manchester United, Amorim menjawab pertanyaan mengenai sisi tegasnya yang jarang terlihat publik. “Anda bisa menjadi orang yang sama dengan seseorang yang positif yang bisa mengerti bahwa ini adalah tempat untuk bekerja keras, dan ada tempat tertentu di ruang ganti untuk bersenang-senang, dan ada waktu untuk bekerja keras,” jelasnya. “Saya bisa bersikap tegas ketika harus melakukannya. Jika ada yang berpikir saya akan selalu menjadi orang yang baik, itu bukan saya. Saya bukan tipe orang yang ingin menunjukkan bahwa saya adalah bos. Mereka akan merasakannya dalam detail kecil. Saya bisa tersenyum, tapi saat pekerjaan harus dilakukan, saya akan menjadi orang yang berbeda. Mereka akan mengerti itu.”
Amorim juga berbicara mengenai proses adaptasi dengan sejarah klub, menanggapi perbandingan dengan Sir Alex Ferguson yang dulu banyak belajar dari Sir Matt Busby. “Saya belum bertemu dengan Sir Alex, dan sulit untuk meniru seseorang. Saya harus menjadi diri saya sendiri,” ujarnya. “Saya mencoba untuk fokus pada sejarah klub, bukan hanya sejarah baru-baru ini. Klub ini harus memenangkan pertandingan dan menunjukkan itu kepada para pemain. Ini adalah waktu yang berbeda, dan saya harus memiliki pendekatan yang berbeda.”
Menghadapi tantangan datang di tengah musim, Amorim mengakui bahwa ini bukanlah hal yang mudah. “Tentu saja lebih sulit datang di tengah musim, karena Anda harus mengenal pemain selama pertandingan. Tidak ada periode internasional untuk bekerja dengan pemain, hanya pertandingan. Jika Anda menang, itu menyenankan. Tetapi jika kalah, Anda tidak memiliki waktu latihan untuk mengerjakan semua yang Anda inginkan,” tambahnya. “Tempat untuk meningkatkan tim adalah di latihan. Ini adalah aspek yang paling penting.”
Ketika ditanya tentang peran pemain muda dalam proyeknya di United, Amorim menekankan bahwa pemain muda sangat penting, mengingat aturan Financial Fair Play yang menguntungkan pemain akademi. “Proyek ini adalah proyek Manchester United. Saat ini, Anda membutuhkan pemain muda, terutama yang berasal dari akademi, karena mereka merasakan klub dengan cara yang berbeda. Dan karena aturan FFP, pemain akademi sangat berbeda dibandingkan pemain yang dibeli dan dijual,” jelasnya.
Menyinggung dominasi klub-klub besar di Premier League, terutama Manchester City di bawah Pep Guardiola, Amorim menanggapi dengan tenang, “Itu masalah bagi semua orang di sini. Kita harus fokus pada klub kita sendiri dan terus meningkatkan tim ini, bukan fokus pada klub lain. Fokus kita adalah Manchester United.”
Amorim juga menyatakan ketertarikannya untuk menghadapi tantangan tersebut, “Jika Anda bisa mengalahkan tim seperti itu, itu adalah tanda yang bagus. Kami fokus pada Manchester United.”
Tinggalkan Komentar