Internasional Nasional

Rudal Rusia Hantam Warga Sipil di Sumy Ukraina, 34 Orang Dikabarkan Tewas

Serangan rudal balistik Rusia menghantam pusat kota Sumy, Ukraina timur laut, pada Minggu (13/4/2025) pagi waktu setempat, menewaskan sedikitnya 34 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya. (cr/aljazeera)
Table of Contents+

    GELUMPAI.ID – Serangan rudal balistik Rusia menghantam pusat kota Sumy, Ukraina timur laut, pada Minggu (13/4/2025) pagi waktu setempat, menewaskan sedikitnya 34 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya. Insiden tragis ini terjadi saat warga tengah merayakan Minggu Palma, hari pertama dalam pekan suci umat Kristen.

    Dua rudal menghantam jantung kota sekitar pukul 10.15 pagi waktu setempat. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyebut serangan tersebut sebagai aksi teror dan mendesak dunia internasional untuk bersikap tegas terhadap Rusia.

    “Dunia tidak boleh diam. Serangan terhadap warga sipil tidak bisa dibiarkan dan harus mendapat kecaman global,” ujar Zelenskyy dalam pernyataan resmi.

    Dalam wawancara eksklusif dengan program 60 Minutes CBS, Zelenskyy juga mengajak Presiden AS Donald Trump untuk melihat langsung dampak kehancuran di negaranya sebelum menyetujui kesepakatan damai apa pun dengan Rusia.

    Presiden Trump sendiri menyebut serangan itu sebagai sebuah “kesalahan”, meskipun tidak menjelaskan lebih lanjut siapa yang memberitahunya. Ia mengatakan, “Itu hal yang mengerikan.” Sedangkan hingga saat ini pihak dari Rusia belum memberikan tanggapan resmi atas serangan tersebut.

    Debat Dedi Mulyadi dengan Remaja Korban Gusur Tuai Sorotan

    Sejumlah pemimpin dunia mengutuk keras serangan Rusia ini. Presiden Prancis Emmanuel Macron menuding Moskow sebagai pihak yang terus menghambat perdamaian. “Hari ini sudah sangat jelas bahwa hanya Rusia yang menginginkan perang ini berlanjut,” ujar Macron.

    Kanselir Jerman yang baru terpilih, Friedrich Merz, menyebut serangan ini sebagai “kejahatan perang yang disengaja dan keji”. Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyampaikan rasa terkejut dan menyebut Putin harus segera menyetujui gencatan senjata total tanpa syarat.

    Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni juga mengecam keras, menyebut serangan pada hari suci keagamaan itu sebagai “aksi pengecut yang menewaskan warga sipil tak berdosa, termasuk anak-anak.”

    Serangan ini terjadi di tengah upaya Amerika Serikat, di bawah pemerintahan Trump, untuk menginisiasi gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia. Namun, banyak pihak menilai Rusia tidak menunjukkan komitmen serius.

    Menteri Luar Negeri Polandia, Radoslaw Sikorski, menyatakan bahwa serangan ini adalah bukti bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin “mengejek itikad baik komunitas internasional.”

    Polda Banten Tetapkan 2 Tersangka Pengoplosan BBM di SPBU Ciceri

    Trump sebelumnya mengirim utusan khusus, Letnan Jenderal (Purn) Keith Kellogg dan Steve Witkoff, untuk membuka jalur diplomasi, termasuk dengan bertemu langsung Presiden Putin.

    Namun, Zelenskyy menyatakan bahwa negosiasi belum pernah menghentikan rudal dan bom. “Yang dibutuhkan adalah sikap terhadap Rusia sebagaimana layaknya terhadap teroris,” tegasnya.