Rusia Beri Sinyal Positif untuk Gencatan Senjata 30 Hari dengan Ukraina

GELUMPAI.ID — Rusia memberikan sinyal positif terhadap proposal gencatan senjata selama 30 hari di Ukraina yang diusulkan oleh Amerika Serikat pekan ini.
Ajudan Presiden Vladimir Putin, Yuri Ushakov, mengungkapkan bahwa Putin kemungkinan akan membuat penilaian yang lebih jelas dan substantif mengenai proposal tersebut pada Kamis (13/3).
Ushakov menyatakan, jika disepakati, gencatan senjata ini bisa menjadi “solusi damai jangka panjang” yang mengamankan kepentingan Rusia.
“Itulah yang kami perjuangkan,” kata Ushakov, setelah berbicara dengan penasihat keamanan nasional AS, Mike Waltz, dalam percakapan telepon yang dilansir oleh AFP.
Meski demikian, Ushakov menekankan bahwa gencatan senjata ini hanya akan memberikan “waktu istirahat sementara bagi militer Ukraina” dan bukan solusi permanen.
Hal ini mengindikasikan bahwa Rusia mungkin hanya melihat gencatan senjata sebagai kesempatan untuk mereset posisi strategis mereka dalam konflik tersebut.
Proposal gencatan senjata muncul setelah pertemuan antara Amerika Serikat dan Ukraina di Arab Saudi yang menghasilkan kesepakatan untuk menghentikan pertempuran selama 30 hari.
Langkah ini diambil setelah ketegangan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 28 Februari lalu, di mana Zelensky menolak ajakan AS untuk berkompromi dengan Rusia guna segera menghentikan perang.
Setelah ketegangan tersebut, Ukraina akhirnya setuju untuk mempertimbangkan gencatan senjata selama 30 hari dengan Rusia, yang merupakan usulan Amerika Serikat.
Kini, bola panas berada di tangan Rusia untuk menilai dan memutuskan apakah akan menerima atau menolak kesepakatan tersebut.
Trump juga memberikan pernyataan bahwa keputusan kini ada di pihak Rusia. “Kita harus melihat. Terserah Rusia sekarang,” ujar Trump dalam pertemuan di Oval Office pada 12 Maret.
Adapun proposal gencatan senjata ini mencakup penghentian serangan dengan rudal, drone, dan bom di garis depan serta di Laut Hitam.
AS juga mengusulkan rencana pertukaran tawanan, pemulangan anak-anak Ukraina yang dipindahkan secara ilegal ke Rusia, dan pemberian bantuan kemanusiaan ke wilayah yang terdampak perang.
Tinggalkan Komentar