News

Sambut Peringatan HAM Internasional, Red Blue Force Community Gelar Aksi Kamisan

GELUMPAI.ID – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Red Blue Force Community menggelar aksi kamisan menyambut peringatan hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional, berlangsung di Bundaran Ciceri Kota Serang, Kamis 5 Desember 2024.

Aksi yang di lakukan oleh mahasiswa tersebut merupakan bentuk refleksi untuk mengingatkan kepada pemerintahan agar terus berupaya mengungkap para pelaku pelanggaran HAM berat yang sudah sejak lama belum terselesaikan.

Koordinator Umum RB Force Community, Muhammad Dafa, mengatakan bahwa aksi kali ini sebagai bentuk refleksi dan mengingatkan kepada pemerintahan Prabowo Subianto agar terus mencari mengungkap aktor pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia.

“Mungkin salah satunya Prabowo sendiri yang mempunyai catatan kelam pada masa era reformasi 98 sebagai dalang penembakan mahasiswa Trisakti. Tidak hanya itu saja, banyak kasus yang lain yang sampai saat ini belum bisa di ungkapkan oleh pemerintah , seperti kasus Munir dan Tragedi Semanggi,” ujarnya.

Aksi kamisan pada kali ini juga merupakan bentuk aksi damai yang dilakukan oleh RB Force Community yang menyampaikan peringatan atas kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang sampai saat ini juga belum bisa di ungkap para pelakunya.

Sementara itu Koordinator Lapangan, Robian Soheh, mengungkapkan bahwa kegiatan aksi kamisan ini sebuah suara keadilan untuk para korban agar para tersangka kasus pelanggaran HAM harus segera di selesaikan agar tidak terjadi lagi pelanggaran HAM berat di negara kita ini.

“Dan juga aksi ini bentuk belasungkawa atas korban jiwa yang menjadi sasaran pelaku pelanggaran HAM, mungkin yang terdekat dengan kasus pelanggaran HAM adanya penembakan oleh oknum kepolisian yang di alami oleh siswa SMKN 4 Kota Semarang, pihak Polres Semarang seakan-akan merekayasa dengan adanya kejadian ini dan tidak ingin diketahui atas kesalahan yang dilakukan oleh oknum anggota kepolisian,” terangnya.

Robian mengatakan, aksi kamisan yang dilakukan tersebut menyampaikan bagaimana saat ini kondisi masyarakat Papua dianggap rendah sehingga sering terjadi tindakan represif terhadap masyarakat Papua sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh oknum aparat.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar