GELUMPAI.ID — Serangan udara Israel di Gaza pada Kamis menewaskan belasan warga. Penyelamat melaporkan banyak korban adalah anak-anak.
Sehari sebelumnya, serangan Israel menewaskan 100 orang, termasuk perempuan dan anak-anak. Ini menjadi salah satu serangan paling mematikan sejak Israel melanjutkan operasi militer di Gaza.
Militer Israel mengumumkan rencana ofensif yang diperluas di Gaza. Rencana ini mencakup penguasaan wilayah, pemindahan paksa warga ke Gaza selatan, dan pengendalian distribusi bantuan oleh perusahaan keamanan swasta.
Sejumlah pakar independen PBB memperingatkan dunia menghadapi “keputusan besar”. Mereka meminta tindakan untuk mencegah “pemusnahan” warga Palestina di Gaza.
“Kita harus menghentikan jurang moral yang sedang kita tuju,” tegas para pakar PBB itu.
Mengutip laman Al-Jazeera, badan kemanusiaan PBB telah memperingatkan bencana kemanusiaan di Gaza. Wilayah ini telah hancur akibat 19 bulan perang.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut situasi di Gaza “paling kritis yang pernah ada”. Ia menyerukan tindakan segera untuk mengatasi krisis tersebut.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan rencana resolusi di Majelis Umum PBB. “Kami akan mengusulkan langkah darurat untuk menghentikan pembunuhan warga sipil dan memastikan bantuan kemanusiaan,” katanya.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut kondisi di Gaza dan Tepi Barat “semakin tak tertahankan”. Ia menyerukan solusi segera untuk krisis tersebut.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, menawarkan bantuan distribusi bantuan kemanusiaan ke Gaza. “Kami siap membantu jika Israel tidak mempercayai pihak lain,” ujarnya.
World Central Kitchen, yang mengelola salah satu toko roti terakhir di Gaza, menghentikan operasinya. “Kami kehabisan bahan untuk memasak atau membuat roti,” kata mereka dalam pernyataan.
Israel telah memblokir bantuan, termasuk makanan dan obat-obatan, ke Gaza selama dua bulan. Kelompok bantuan memperingatkan warga sipil terancam kelaparan.
Menurut otoritas kesehatan Palestina, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 52.000 orang di Gaza. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.