Serangan Israel di Lebanon: Gencatan Senjata Mulai Retak?
GELUMPAI.ID – Serangan udara Israel menewaskan setidaknya sembilan orang di Lebanon Selatan, menurut otoritas Lebanon pada Senin (4/12). Peristiwa ini menjadi hari paling mematikan sejak gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat dan Prancis berlaku pekan lalu.
Serangan di wilayah Nabatiyeh, dekat perbatasan Israel, menewaskan lima orang di Haris dan empat orang di Tallousa, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon. Selain itu, tiga orang lainnya dilaporkan terluka.
Namun, gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran tampaknya masih bertahan, meski kedua pihak saling menuding melanggar perjanjian.
Ketegangan Baru di Tengah Gencatan Senjata
Hizbullah meluncurkan dua proyektil ke wilayah Israel yang diduduki sebagai respons terhadap serangan Israel yang terus menghantam Lebanon sejak Kamis, sehari setelah gencatan senjata diberlakukan. Proyektil tersebut dilaporkan mendarat di area terbuka tanpa menimbulkan korban, menurut militer Israel.
Tak lama setelahnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut tindakan Hizbullah sebagai “pelanggaran serius terhadap gencatan senjata” dan memerintahkan serangan balasan terhadap “infrastruktur teroris” Hizbullah di seluruh Lebanon.
Media pemerintah Lebanon juga melaporkan bahwa drone Israel terbang rendah di atas Beirut dan pinggiran selatannya, yang dikenal sebagai basis Hizbullah. Tim CNN di lapangan juga melaporkan mendengar suara drone di atas ibu kota Lebanon.
Saling Tuding Melanggar
Militer Israel menyatakan serangan mereka dilakukan sebagai respons atas tindakan Hizbullah yang dianggap mengancam warga sipil Israel. Serangan ini menargetkan kendaraan militer di lokasi pembuatan rudal Hizbullah di Lembah Beqaa dan terowongan di perbatasan Suriah-Lebanon.
Namun, Hizbullah melalui pernyataan resminya menuding Israel melanggar gencatan senjata dengan menyerang warga sipil dan melakukan serangan udara di berbagai wilayah Lebanon. Mereka juga menyebut drone Israel kerap melintasi wilayah udara Lebanon hingga mencapai Beirut.
Seorang sumber dari pasukan penjaga perdamaian PBB, UNIFIL, menyatakan bahwa Israel telah melanggar gencatan senjata ini sekitar 100 kali sejak perjanjian berlaku. Namun, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa’ar menegaskan bahwa negaranya justru sedang menegakkan kesepakatan, termasuk penarikan Hizbullah dari wilayah perbatasan.
Tinggalkan Komentar