Gencatan senjata selama 60 hari ini diharapkan menjadi landasan untuk perdamaian jangka panjang. Selama periode ini, pejuang Hizbullah diharapkan mundur sejauh 40 kilometer dari perbatasan Israel-Lebanon, sementara pasukan Israel menarik diri dari wilayah Lebanon.
Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang mengakhiri perang besar antara kedua pihak pada 2006, menjadi dasar kesepakatan ini. Pelaksanaan perjanjian ini akan diawasi oleh pasukan penjaga perdamaian PBB, militer Lebanon, dan komite multinasional.
Namun, dengan ketegangan yang terus meningkat, masih menjadi tanda tanya besar apakah gencatan senjata ini benar-benar dapat bertahan. Seperti yang disampaikan juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, “Ketika ada gencatan senjata, tentu saja pelanggaran bisa saja terjadi, tapi kita akan terus memantau perkembangan ini.”
Dikutip dari Reuters
