Internasional News

Serangan Pemukim Israel di Nablus Jadi Sorotan Dunia

GELUMPAI.ID – Serangan terbaru yang dilakukan oleh kelompok pemukim Israel di wilayah Nablus, Tepi Barat, kembali memicu kecaman keras dari berbagai pihak. Sebuah properti dibakar oleh kelompok pemukim di desa Beit Furik, yang semakin memperburuk situasi yang sudah sangat tegang.

Menurut pernyataan yang dikutip oleh kantor berita, kantor Presiden Palestina mengutuk keras kekerasan ini, menyebutkan bahwa serangan pemukim telah terjadi sekitar 30 kali dalam kurang dari sebulan di area Nablus. Juru bicara Nabil Abu Rudeineh menekankan pentingnya intervensi Amerika Serikat untuk menghentikan serangan-serangan tersebut.

Militer Israel dalam pernyataannya juga mengungkapkan bahwa sekelompok pemukim bertindak melawan pasukan mereka serta polisi yang ada. “IDF sangat mengecam segala bentuk kekerasan terhadap personel IDF dan menganggap insiden seperti ini dengan serius,” kata militer Israel.

Menurut data dari PBB, lebih dari 700.000 pemukim Israel kini tinggal di antara 3 juta warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, wilayah yang direbut Israel pada 1967. Sebagian besar negara menganggap pemukiman yang dibangun di tanah yang direbut ini ilegal, meski Israel membantahnya dan menyebutkan adanya hubungan historis serta biblikal dengan tanah tersebut.

Kekerasan terus meningkat di seluruh Tepi Barat sejak serangan oleh kelompok Hamas di Israel Selatan pada 7 Oktober 2023. Serangan itu menjadi pemicu perang Israel melawan Hamas di Gaza dan memperburuk ketegangan di beberapa front.

Beberapa kelompok pemukim muda menolak yurisdiksi militer Israel di wilayah yang mereka klaim berada di bawah kontrol mereka. Mereka melakukan serangan terhadap pasukan Israel serta warga Palestina.

Namun, beberapa pemimpin pemukim menegaskan bahwa kekerasan tidak seharusnya ada dalam gerakan mereka dan menyerukan agar para pelaku kekerasan diadili sesuai hukum.

Kelompok pemukim telah memanfaatkan ketegangan yang muncul akibat kekerasan di Gaza untuk membangun pos-pos baru di wilayah yang belum disahkan oleh negara Israel. Pasukan militer Israel terkadang terpaksa dikerahkan untuk membongkar pos-pos tersebut.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar