Singapura Permudah Pemeriksaan Mandiri HIV Lewat Penjualan Alat Tes di Apotek
GELUMPAI.ID – Pemerintah Singapura mengambil langkah maju dalam upaya pencegahan HIV dengan mengizinkan penjualan alat tes mandiri HIV di apotek ritel tertentu. Kebijakan ini mulai diberlakukan pada akhir Januari 2025 dan diharapkan dapat mendorong pemeriksaan mandiri di kalangan masyarakat.
Langkah ini diumumkan pada Sabtu (30/11/2024) oleh Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura. Menurut MOH, inisiatif ini merupakan bagian dari strategi untuk memperluas akses tes HIV dan mendorong masyarakat untuk rutin memantau status kesehatan mereka.
“Tes mandiri HIV adalah cara yang cepat dan mudah untuk mengetahui status HIV seseorang,” kata MOH dalam pernyataannya, dikutip dari CNA, Minggu (1/12/2024).
Kit Tes Mandiri yang Mudah Digunakan
Dilansir dari CNA, kit tes mandiri ini dirancang untuk penggunaan pribadi. Pengguna hanya perlu mengambil spesimen oral menggunakan penyeka yang disediakan dalam paket kit. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi hambatan psikologis dan sosial yang sering kali menghalangi seseorang untuk melakukan tes HIV di fasilitas kesehatan.
MOH juga mengungkapkan bahwa sebagian besar pasien HIV yang baru terdeteksi di Singapura telah berada pada tahap infeksi stadium akhir. Pada tahun 2023, sebanyak 52% kasus terdeteksi di tahap akhir. Angka ini serupa dengan tahun sebelumnya, yaitu 51% pada 2022, dan sedikit menurun dibandingkan dengan 62% pada 2021.
Namun, proporsi kasus yang terdeteksi melalui tes mandiri masih relatif rendah. MOH melaporkan bahwa hanya 15% kasus HIV pada 2023 yang terdeteksi melalui tes mandiri, dibandingkan dengan 17% pada 2022 dan 16% pada 2021.
Dorongan untuk Pemeriksaan Rutin
MOH menekankan pentingnya tes HIV bagi semua orang dewasa, terlepas dari faktor risiko mereka. Dikutip dari CNA, kementerian tersebut merekomendasikan agar setiap individu menjalani tes setidaknya sekali seumur hidup. Bagi mereka yang berisiko tinggi, seperti yang terlibat dalam perilaku seksual berisiko, tes HIV sebaiknya dilakukan lebih rutin, yakni setiap tiga hingga enam bulan.
“Mereka yang berisiko lebih tinggi terinfeksi HIV harus mempertimbangkan tes yang lebih sering dan berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan mengenai langkah pencegahan lebih lanjut,” ujar pernyataan MOH.
Tinggalkan Komentar