Nasional Opini
Beranda » Sistem Ekonomi Masyarakat Melayu Rokan Hilir

Sistem Ekonomi Masyarakat Melayu Rokan Hilir

Artikel Disusun Oleh:

Annisa Assyifa
Muhammad Teo Permana
Sri Rahmawati

CO AUTORDr. Nurmalinda, S.Kar., M.Pd  ([email protected])

Masyarakat Melayu di Kabupaten Rokan Hilir memiliki sistem ekonomi yang unik, mencerminkan keseimbangan antara nilai-nilai tradisional dan tuntutan zaman modern. Di tengah pesatnya perkembangan globalisasi, sistem ekonomi tradisional tetap hidup dan menjadi kekuatan lokal yang khas.

Berbasis Agraris dan Maritim

Sebagian besar masyarakat Melayu Rokan Hilir menggantungkan hidup pada sektor agraris dan maritim. Pertanian, terutama tanaman padi dan kelapa sawit, menjadi tulang punggung ekonomi pedesaan. Di kawasan pesisir seperti Bagansiapiapi, yang dulu dikenal sebagai kota ikan terbesar kedua di dunia, nelayan masih menjalankan aktivitas penangkapan ikan secara tradisional.

Kisruh SPMB 2025, Ketua DPRD Kota Serang Sebut Ada Kegagalan Sistemik

Sistem ini bersifat kolektif dan berbasis kekeluargaan. Hasil tangkapan dan pertanian sering dibagi secara adil antar anggota keluarga atau kelompok kerja. Kebiasaan ini melahirkan rasa solidaritas yang tinggi di antara warga.

Gotong Royong dan Arisan Sebagai Pilar Ekonomi Sosial

Dalam kehidupan sehari-hari, budaya gotong royong menjadi penggerak utama ekonomi lokal. Baik dalam membangun rumah, memanen sawit, hingga kegiatan sosial ekonomi lainnya, masyarakat Melayu Rokan Hilir mengedepankan semangat kebersamaan.

Selain itu, praktik arisan dan simpan pinjam secara informal juga menjadi solusi keuangan alternatif, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga dan pelaku UMKM. Sistem ini memberikan kemudahan akses modal usaha tanpa harus terjerat utang berbunga tinggi dari lembaga keuangan formal.

UMKM dan Ekonomi Kreatif Meningkat

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap potensi lokal, berbagai produk UMKM mulai tumbuh, seperti kerajinan tangan, makanan khas Melayu, hingga produk turunan dari kelapa dan sagu. Pemerintah daerah juga aktif memfasilitasi pelatihan dan promosi produk lokal melalui berbagai event dan pameran daerah.

Ekonomi kreatif berbasis budaya Melayu juga mulai berkembang, misalnya dengan menjual produk berbasis motif batik Rokan Hilir, kuliner khas seperti mi sagu, dan kegiatan wisata budaya di desa-desa tradisional.

Curhat ke Ketua MPR RI, Bupati Serang Keluhkan Tambang Ilegal dan Minta RS di Cikande

Tantangan dan Harapan

Meskipun demikian, masyarakat ekonomi Melayu Rokan Hilir masih menghadapi tantangan seperti keterbatasan akses pasar, permodalan, dan digitalisasi. Masih banyak pelaku usaha kecil yang belum tersentuh teknologi, dan pemanfaatan media sosial untuk pemasaran masih rendah.

Laman: 1 2