GELUMPAI.ID – Dunia otomotif global dibuat geger setelah Presiden Donald Trump mengumumkan tarif impor 25% untuk semua kendaraan dan suku cadang dari luar negeri. Kebijakan ini bisa menaikkan harga mobil di AS ribuan dolar dan menghambat produksi di Amerika Utara.
Tarif ini bakal berdampak besar karena industri otomotif Amerika, Kanada, dan Meksiko sudah terintegrasi selama lebih dari tiga dekade. Setengah dari total mobil yang dijual di AS tahun lalu adalah impor, menurut data GlobalData.
Saham raksasa otomotif langsung anjlok. General Motors (GM) turun 8% dalam perdagangan setelah jam kerja, sementara Ford dan Stellantis (induk Chrysler) terjun 4,5%. Di Asia, Toyota, Honda, dan Hyundai turun 3-4%. Tesla, meskipun memproduksi mobilnya di AS, juga terdampak dan turun 1,3%.
Elon Musk menanggapi kebijakan ini lewat unggahan di X. “Tarif ini akan mempengaruhi harga suku cadang Tesla yang berasal dari luar negeri. Dampaknya tidak sepele,” tulisnya.
Kebijakan tarif ini menambah ketidakpastian di industri otomotif dan memicu gejolak pasar sejak Trump kembali ke Gedung Putih. Presiden AS itu menyatakan tarif ini bertujuan menarik lebih banyak investasi otomotif ke AS daripada Kanada atau Meksiko.
“Tarif yang diterapkan hari ini akan membuat produksi dan penjualan mobil di AS lebih mahal, mengurangi pilihan konsumen, dan memangkas lapangan kerja manufaktur,” kata perwakilan Autos Drive America, kelompok industri yang mewakili Honda, Hyundai, Toyota, dan Volkswagen.
Sejak 1994, industri otomotif di Amerika Utara menikmati kebebasan perdagangan. Namun, Perjanjian AS-Meksiko-Kanada (USMCA) 2020 memperketat aturan agar lebih banyak komponen dibuat di kawasan ini. Trump sebelumnya memberi kelonggaran tarif untuk mobil yang memenuhi ketentuan USMCA, tapi kebijakan baru ini menghapus pengecualian tersebut.
“Perusahaan yang sudah investasi miliaran dolar di Kanada dan Meksiko bakal mengalami pukulan besar dalam beberapa kuartal ke depan, bahkan mungkin bertahun-tahun,” ujar Sam Fiorani, analis di AutoForecast Solutions. “Kami harus menyesuaikan proyeksi produksi dan penjualan karena situasi ini benar-benar mengacaukan pasar.”