GELUMPAI.ID – Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, memperingatkan negara-negara mitra dagang untuk tidak gegabah merespons kebijakan tarif baru Presiden Donald Trump. Menurutnya, tindakan balasan hanya akan memperburuk situasi.
“Duduklah, tarik napas dalam-dalam, jangan langsung balas dendam. Mari kita lihat ke mana arahnya, karena jika Anda membalas, itulah yang membuat eskalasi semakin menjadi-jadi,” kata Bessent kepada CNN.
Pernyataan ini muncul setelah pasar saham AS anjlok akibat pengumuman Trump soal tarif baru. Indeks S&P 500 turun 2 persen, sementara Nasdaq anjlok 3 persen—penurunan terbesar sejak awal pandemi.
Trump Main Tarif, Dunia Reaksi
Trump mengumumkan tarif dasar 10 persen untuk semua barang impor mulai 5 April. Negara-negara yang mengenakan bea tinggi terhadap AS akan terkena tarif lebih besar.
Bahkan, mulai tengah malam di Washington, tarif 25 persen akan dikenakan pada semua mobil asing yang masuk ke AS. Bagan yang Trump tunjukkan dalam pidatonya memperlihatkan bahwa impor dari China bakal kena pajak 34 persen, Uni Eropa 20 persen, Korea Selatan 25 persen, Jepang 24 persen, dan Taiwan 32 persen.
“Perang dagang itu soal strategi. Ingat, negara defisit punya keuntungan dibanding negara surplus. Dan dalam sejarah, negara surplus selalu kalah dalam eskalasi perdagangan,” ujar Bessent.
Beberapa negara sudah menyatakan siap merespons kebijakan Trump dengan langkah serupa.
Harga Barang Bisa Naik, Ekonomi AS di Ujung Tanduk?
Trump menegaskan bahwa tarif ini akan menguntungkan AS dalam jangka panjang. Ia bahkan mengumumkan keadaan darurat ekonomi nasional untuk meluncurkan kebijakan ini, dengan target pendapatan ratusan miliar dolar.
Namun, dampak bagi konsumen AS bisa jadi sebaliknya. Harga mobil, pakaian, dan barang impor lainnya diprediksi melonjak drastis. Para ekonom memperingatkan bahwa kebijakan ini bisa memperlambat ekonomi AS, bukan justru menghidupkan kembali industri manufaktur seperti yang dijanjikan Trump.
Pasar global kini waspada. Apakah ini awal dari perang dagang baru? Atau strategi Trump hanya gertakan semata? Dunia menunggu langkah selanjutnya.