Internasional News

Trump Main Tarif, Apa Kabar Ekonomi Kita?

GELUMPAI.ID – Presiden Donald Trump mengungkapkan kebijakan tarif baru yang ia sebut sebagai “Hari Pembebasan”. Namun, langkah ini bisa jadi bumerang bagi partainya dan membebani kantong warga jika janji-janji soal perubahan ekonomi tak terwujud.

Para ahli memperingatkan bahwa membangkitkan kembali sektor manufaktur di AS akan memakan waktu bertahun-tahun. Target Trump untuk memulihkan pabrik-pabrik dan mengubah rantai pasokan bisa jadi lebih lama dari yang diperkirakan. Sementara itu, masyarakat bakal merasakan kenaikan harga barang, yang bisa memperburuk kondisi ekonomi menjelang Pemilu 2026.

Dalam polling Reuters/Ipsos, sekitar 70% warga, termasuk 62% dari Partai Republik, setuju bahwa tarif yang lebih tinggi akan membuat harga barang-barang kebutuhan naik. Terlebih, 53% responden menilai tarif justru lebih banyak merugikan daripada menguntungkan.

Lanhee Chen, analis dari Hoover Institution, menyatakan bahwa dampak langsung dari tarif adalah lonjakan harga, yang bertentangan dengan janji Trump untuk menurunkan harga. “Tarif ini bisa memicu resesi, dan itu bahaya besar untuk ekonomi,” ujarnya.

Trump, yang sempat berjanji menurunkan biaya hidup, kini malah menambah beban. Tarif baru yang dipatok mulai dari 34% untuk barang-barang dari China, hingga 20% untuk barang dari Uni Eropa, diyakini bakal memperkaya negara. Namun, siapa yang akan menanggung biaya tambahan? Konsumen, tentunya.

Gelombang Kedua PHK Mengancam Buruh Indonesia, Buntut Kebijakan Tarif Trump

Sumber: Reuters

Berita Populer

01

Axel Pons Pembalap Moto2 yang Jadi Musafir Jalan Kaki ke India

02

Pilkada Absurditas

03

Kejati Banten Dituding Politisasi Kasus untuk Downgrade Airin

04

CCTV Ungkap Detik-Detik Tragis Liam Payne di Hotel

05

Net TV Resmi Ganti Nama Jadi MDTV dan Pimpinannya, Halim Lie Ditunjuk Jadi Direktur Utama