GELUMPAI.ID — Finlandia baru-baru ini menolak untuk mengekspor telur ke Amerika Serikat (AS), yang tengah dilanda krisis telur akibat wabah flu burung yang merusak industri peternakan unggas di negara tersebut. Keputusan ini datang saat AS terpaksa mencari pemasok dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan telur yang semakin langka.
Kekurangan telur di AS terjadi setelah wabah flu burung yang mengurangi produksi domestik secara drastis, terutama di negara-negara bagian penghasil utama seperti Iowa dan Ohio. Menanggapi hal ini, Departemen Pertanian AS (USDA) mengalokasikan dana hingga US$ 1 miliar (Rp 16,4 triliun) untuk membantu petani dan mengatasi krisis tersebut.
Namun, meskipun ada upaya dari USDA untuk mengimpor telur dari Eropa, termasuk Finlandia, permintaan ini langsung ditolak. Veera Lehtila, Direktur Eksekutif Asosiasi Unggas Finlandia, mengungkapkan bahwa negara tersebut tidak dapat mengekspor telur ke AS karena tidak ada peraturan yang disepakati untuk ekspor tersebut. “Memulai ekspor bukanlah hal yang mudah karena tidak ada aturan yang disepakati,” ujarnya, Senin (17/3/2025).
Lehtila menambahkan bahwa pasokan telur domestik Finlandia terbatas, sehingga ekspor tidak akan menyelesaikan masalah kekurangan telur di AS. Finlandia hanya memiliki sekitar empat juta ayam petelur, jumlah yang dianggap tidak cukup untuk memenuhi permintaan besar AS, yang bahkan memusnahkan lima kali lebih banyak unggas akibat flu burung pada kuartal terakhir.
Eropa sendiri juga menghadapi masalah serupa, dengan flu burung yang mengakibatkan jutaan ayam dimusnahkan di seluruh benua. Produsen telur terbesar di Swedia, Kronagg, juga mengatakan bahwa mereka tidak dapat mengirimkan ekspor ke AS karena pembatasan yang ada. Sementara itu, Asosiasi Telur Denmark mengakui bahwa meskipun mereka mempertimbangkan ekspor, tidak ada surplus yang cukup untuk memenuhi permintaan.
Di tengah ketegangan ini, hubungan perdagangan antara AS dan Uni Eropa semakin memanas. Presiden AS Donald Trump mengancam untuk mengenakan tarif 200% terhadap impor anggur, cognac, dan alkohol Eropa jika Uni Eropa melanjutkan rencananya untuk mengenakan bea masuk pada wiski AS.