GELUMPAI.ID – Badan sepak bola Eropa, UEFA, dikabarkan sedang mempertimbangkan perubahan aturan di kompetisi Liga Champions menyusul kontroversi yang muncul dalam pertandingan babak perempat final antara Arsenal dan Real Madrid.
Format Liga Champions musim ini memang mengalami perubahan signifikan. Namun, pertemuan antara Arsenal, yang lolos ke babak gugur sebagai salah satu tim unggulan dari fase liga, dengan Real Madrid, yang memiliki posisi lebih rendah di klasemen fase liga, memicu perdebatan mengenai sistem unggulan yang berlaku.
Arsenal, yang finis di posisi ketiga klasemen fase liga, harus menghadapi juara bertahan Real Madrid yang berada di posisi ke-11. Hal ini menyebabkan Arsenal tidak akan memainkan leg kedua di kandang sendiri di sisa turnamen, termasuk saat menjamu Real Madrid di leg kedua perempat final. Kondisi ini dianggap merugikan tim yang tampil lebih baik di babak awal.
Berbagai pihak menilai bahwa sistem saat ini tidak memberikan keuntungan yang layak bagi tim-tim yang menunjukkan performa gemilang di fase liga. Oleh karena itu, muncul desakan agar UEFA melakukan evaluasi serius terhadap format yang berlaku.
Salah satu poin yang menjadi sorotan adalah penentuan tim unggulan dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi jadwal pertandingan di babak gugur. Ada anggapan bahwa tim dengan peringkat lebih tinggi di fase liga seharusnya mendapatkan keuntungan bermain di kandang pada leg kedua.
UEFA dikabarkan tengah mendengarkan berbagai masukan dan mempertimbangkan opsi-opsi perubahan aturan untuk musim depan. Tujuannya adalah untuk menciptakan sistem yang lebih adil dan memberikan penghargaan yang lebih besar kepada tim-tim yang tampil konsisten sejak awal kompetisi.
Meskipun demikian, belum ada keputusan resmi yang diumumkan oleh UEFA terkait potensi perubahan aturan ini. Namun, indikasi bahwa badan tertinggi sepak bola Eropa tersebut sedang mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak menunjukkan adanya keseriusan untuk mengevaluasi format Liga Champions saat ini.