Nasional

Ungguli Nasional, Ekonomi Banten Melesat 5,19 Persen

Table of Contents+

    GELUMPAI.ID – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Banten, mengungkap pertumbuhan ekonomi di Banten pada triwulan I 2025 melesat 5,19 persen year on year (yoy). Angka ini mengungguli pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya sebesar 4,87 persen dan regional Jawa yang berada di angka 4,99 persen.

    Kepala KPw BI Banten, Ameriza M Moesa, menyebut angka ini dinilai masih cukup tinggi bahkan tertinggi di regional Jawa dan akan berdampak positif terhadap sektor investasi. Capaian impresif ini ditopang Kinerja sektor industry pengolahan yang tumbuh solid, sektor pertanian yang tumbuh pesat, serta lonjakan aktivitas transportasi seiring HBKN Idulfitri yang jatuh pada triwulan Iaporan.

    “Ini menarik ya, di saat provinsi lain di Jawa mengalami penurunan, Banten justru mencatatkan kenaikan,” ungkapnya, Kamis (8/5/2025).

    Ia menjelaskan, momentum awal tahun ini menunjukkan daya tahan ekonomi yang kuat didukung oleh daya beli masyarakat yang terjaga, serta kinerja investasi yang terus membaik. Selanjutnya, Ameriza mengatakan bahwa konsumsi rumah tangga membaik dan terjaga serta Investasi membaik.

    “Ekonomi Banten ditopang sektor industri pengolahan yang tumbuh solid dan sektor pertanian yang tumbuh pesat. Berdasarkan sumber pengeluarannya, sektor investasi berkontribusi sebesar 0,57 persen, tercatat naik jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 0,52 persen,” ujarnya.

    Relawan AnDim Resmi Serahkan Dokumen Hasil Shadow Musrenbang RPJMD ke Bappeda Provinsi Banten

    Ameriza menjelaskan, dari sisi penawaran, industri pengolahan masih menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Banten dengan kontribusi mencapai 30 persen. Meski pertumbuhannya melambat menjadi 4,51 persen dari sebelumnya 7,1 persen.

    Dalam pemaparan yang disampaikannya, ia menyebut ada fenomena menarik lainnya yaitu performa sektor pertanian yang kini menjadi motor pertumbuhan kedua terbesar di Banten. Sektor ini mencatatkan pertumbuhan yang sangat signifikan, mencapai 18 persen, meskipun kontribusinya terhadap PDRB sebesar 6 persen.

    “Biasanya pertanian itu di urutan paling bawah, tapi sekarang menjadi nomor dua karena pertumbuhannya yang sangat besar. Pertumbuhan signifikan ini didorong oleh peningkatan produksi padi, tidak hanya disebabkan oleh faktor iklim, tapi juga oleh kebijakan pemerintah yang masif seperti program pipanisasi dan pembagian bibit,” paparnya.

    Laman: 1 2