Selain dua sektor tersebut, tedapat sektor konstruksi dan perdagangan yang juga memberikan kontribusi yang cukup dominan terhadap perekonomian Banten. Di mana, sektor konstruksi tumbuh membaik seiring berlanjutnya Proyek Strategis Nasional (PSN) di Banten.
“Perdagangan tumbuh positif didorong penjualan barang-barang non kendaraan seperti barang consumer goods, makanan dan minuman seiring tingginya permintaan di momentum HBKN,” katanya.
Dari sisi permintaan, konsumsi menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Banten dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,48 persen dan memiliki bobot setengah dari total PDRB. Konsumsi Rumah Tangga tumbuh membaik dari sebelumnya didorong peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat seiring tibanya momentum HBKN Ramadan dan Idul Fitri 1446 Hijriah setelah mengalami pergeseran pada tahun sebelumnya.
“Kinerja sektor konsumsi ini masih menunjukkan tren positif di tengah berbagai kekhawatiran,” ucapnya.
Kinerja Investasi tumbuh membaik seiring tingginya realisasi investasi pemerintah dan swasta di Banten. Realisasi PMA dan PMDN tumbuh membaik dari sebelumnya, serta tingginya aktivitas konstruksi swasta seperti Pembangunan pabrik industry petrokimia, dan Pembangunan PSN Infrastrukstur Jalan toll, bendungan, SPAM dan SPAB.
“Pada triwulan I 2025, tercatat investasi sebesar 31 triliun rupiah, yang terkonfirmasi dalam data Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) PDRB Banten yang tumbuh sebesar 1,82 persen, lebih cepat dari periode sebelumnya,” tuturnya.
Ameriza menilai tingginya investasi ini sejalan dengan banyaknya proyek yang sedang berjalan di Banten, baik proyek strategis nasional seperti Toll Serang-Panimbang maupun proyek swasta seperti pembangunan jalan tol dan perumahan.
“Menurut kami, Banten saat ini sedang menikmati golden age investasi. Dengan lahan yang masih luas dan lokasi yang strategis, Banten menjadi daya tarik bagi para investor,” tandasnya.