Bisnis & Ekonomi

Waduh! Harga Emas 2025 Tertekan? Begini Prediksi Pakar

GELUMPAI.ID – Direktur PT Laba Berjangka Forexindo, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan harga emas dunia di tahun 2025 akan menghadapi tekanan yang lebih berat dibandingkan tahun 2024. Potensi koreksi signifikan masih membayangi perdagangan emas dalam waktu dekat.

“Harga perdagangan pekan depan kemungkinan besar akan mengalami koreksi yang cukup signifikan, dengan level support di US$ 2.560 per troy ounce. Jika terjadi penguatan, harga bisa mencapai US$ 2.667 per troy ounce,” ujar Ibrahim, Minggu, 5 Januari 2025.

Salah satu faktor utama yang menekan harga emas, menurut Ibrahim, adalah perbaikan data ekonomi Amerika Serikat. Hal ini menandakan penguatan ekonomi global, terutama di Tiongkok, seiring dengan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Namun, kebijakan suku bunga bank sentral AS menjadi perhatian serius para pelaku pasar.

Tekanan dari Kebijakan Moneter AS

“Kemungkinan besar pada Februari, bank sentral Amerika hanya akan menurunkan suku bunga dua kali, bukan empat kali seperti ekspektasi sebelumnya,” jelas Ibrahim. Ia menambahkan bahwa penurunan suku bunga akan sangat bergantung pada tren penurunan inflasi.

Selain itu, kebijakan proteksionisme yang diusung Trump diprediksi akan memicu perang dagang dengan negara-negara seperti Tiongkok, Eropa, Kanada, dan Meksiko. Bahkan, Trump berencana memberlakukan sanksi bagi anggota BRICS yang tidak menggunakan dolar AS dalam perdagangan internasional.

“Kebijakan Trump kemungkinan akan mendorong indeks dolar AS ke level tertinggi, yakni 109,50 pada Januari. Bahkan, di sepanjang 2025, indeks dolar bisa mencapai level 114, seperti posisi puncaknya beberapa tahun lalu,” ungkap Ibrahim.

Peran Geopolitik Global

Dengan penguatan dolar AS dan meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS, daya tarik emas sebagai aset lindung nilai cenderung melemah. Ibrahim juga menyebut bahwa potensi perdamaian Rusia-Ukraina serta meredanya ketegangan di Timur Tengah akan menurunkan permintaan emas sebagai aset safe haven.

“Perdagangan emas di tahun 2025 akan menjadi tantangan berat. Inflasi tinggi, penguatan tenaga kerja AS, serta kemungkinan kenaikan suku bunga oleh bank sentral akan terus menekan harga emas dunia,” kata Ibrahim. Ia memperkirakan harga emas tahun ini tidak akan sebaik tahun sebelumnya.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar