Warga Kecewa! Rencana Penghapusan Transjakarta Koridor 2 Jadi Polemik
GELUMPAI.ID – Rencana Dinas Perhubungan DKI Jakarta untuk menghapus rute Transjakarta koridor 2, yang menghubungkan Pulogadung dengan Monas, menimbulkan berbagai reaksi dari warga pengguna layanan ini. Proses penghapusan tersebut dibahas karena terdapat jalur yang bersinggungan dengan Moda Raya Terpadu (MRT). Banyak pelanggan yang menolak wacana ini karena dinilai tak masuk akal.
Baihaqi, seorang mahasiswa berusia 20 tahun asal Kranji, Bekasi, menyatakan bahwa rencana ini sangat tidak masuk akal. “Ini jalur utama, penggunanya juga banyak. Kalau rute ini dihapus, orang mau naik apa?” ujar Baihaqi, yang tiap hari bergantung pada Transjakarta koridor 2 untuk pergi ke kampus di Rawamangun.
Menurut Baihaqi, tarif Transjakarta yang murah – hanya Rp 3.500 – juga jadi pertimbangan utama. Tarif ini jelas lebih terjangkau dibandingkan dengan biaya MRT, yang kemungkinan jauh lebih mahal. “Pasti ada protes, harga MRT lebih tinggi,” tambahnya.
Penolakan serupa datang dari Heni, seorang pekerja swasta berusia 68 tahun, yang sudah lama mengandalkan Transjakarta sebagai moda transportasi andalannya. Menurutnya, Transjakarta jauh lebih aman dan nyaman daripada moda transportasi lain yang sering mengganggu kenyamanan, seperti copet atau pengamen. “Aman, nyaman, murah, nggak ada copet, nggak ada pengamen,” ungkap Heni dengan tegas.
Jaya, seorang pekerja ekspedisi berusia 50 tahun dari Cakung, juga menyatakan kekhawatirannya. Dia mengandalkan Transjakarta koridor 2 untuk ke tempat kerja dan khawatir jika rute tersebut dihapus, biaya perjalanannya akan melonjak. “Transjakarta paling mahal Rp 3.500, murah banget kalau dibandingkan MRT,” jelas Jaya. Apalagi, Transjakarta juga memberikan diskon pada jam-jam tertentu, seperti harga tiket yang turun menjadi Rp 2.000 bagi yang naik sebelum pukul 07.00 pagi.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menuturkan bahwa penghapusan rute ini direncanakan sebagai bagian dari rencana induk transportasi Jakarta. “Jika rute MRT Lebak Bulus sampai Kota selesai, maka koridor Transjakarta Blok M-Kota akan dihapus,” ujar Syafrin pada 20 Desember 2024 lalu.
Tinggalkan Komentar