Zhang Yiming, Sosok di Balik Tahta Orang Terkaya China
Gelumpai.id, Dunia Digital – Zhang Yiming, pendiri aplikasi TikTok, kini berada di puncak daftar orang terkaya di China. Kekayaan pribadinya mencapai US$75 miliar atau setara Rp1.192 triliun (asumsi kurs Rp15.896 per US$). Nilai ini setara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) dari 90 negara di dunia.
Namun, siapa sebenarnya Zhang Yiming? Pria berusia 41 tahun ini mengundurkan diri sebagai CEO dan ketua ByteDance, induk TikTok, pada 2021. Keputusan tersebut diambil seiring tekanan regulator China terhadap perusahaan teknologi.
“Saya tidak terlalu suka bersosialisasi. Saya lebih suka melakukan aktivitas seperti online, membaca, mendengarkan musik, dan merenungkan apa yang mungkin terjadi,” ungkapnya dalam sebuah memo, dilansir dari pemberitaan ABC, dikutip Sabtu (16/11/2024).
Kekayaan Zhang meningkat 10 kali lipat dalam enam tahun terakhir. Forbes mencatat pada 2018, kekayaannya sekitar US$6 miliar. Kini, ia dijuluki sebagai “raja video pendek,” meskipun TikTok tengah menghadapi berbagai tantangan hukum di Amerika Serikat.
Penurunan ekonomi dan tekanan pasar membuat China kehilangan sepertiga miliardernya sejak 2021. Kepala Peneliti Hurun Report, Rupert Hoogewerf, menyatakan daftar orang terkaya di China terus menyusut selama tiga tahun terakhir.
“Penurunan ini belum pernah terjadi sebelumnya, dipengaruhi oleh ekonomi dan pasar saham yang sulit,” jelas Hoogewerf, dikutip dari pemberitaan ABC.
Ahli ekonomi menilai, perubahan daftar miliarder ini mencerminkan restrukturisasi ekonomi besar-besaran di China. Teknologi dan energi terbarukan kini menjadi sektor andalan dibandingkan sektor lama seperti infrastruktur dan manufaktur. Dr. Li dari Universitas Sydney menyebut restrukturisasi ini bertujuan menemukan sumber pertumbuhan baru yang lebih ramah lingkungan.
Zhang menggulingkan Zhong Shanshan, raja air minum dalam kemasan dari Nongfu Spring, yang kini turun ke posisi kedua dengan kekayaan US$73 miliar. Zhong kehilangan kapitalisasi pasar sebesar US$6 miliar pada Maret lalu akibat badai media sosial.
Tinggalkan Komentar