Regional

2.100 Buruh Pabrik di Garut Terancam, Pabrik Tiba-Tiba Disegel!

Table of Contents+

    GELUMPAI.ID – Ribuan buruh PT Danbi International di Garut, Jawa Barat, menghadapi ketidakpastian setelah pabrik mereka tiba-tiba disegel. Perusahaan yang bergerak di industri bulu mata palsu ini resmi masuk proses pailit, menyebabkan operasional terhenti sejak Rabu (19/2/2025).

    Menurut Mediator Hubungan Industrial Ahli Muda Disnakertrans Kabupaten Garut, Asep Yudi Tahajudin, penyegelan dilakukan oleh kurator pada Selasa malam (18/2/2025) sebagai bagian dari prosedur hukum.

    “Sampai sekarang perusahaan belum mengeluarkan pernyataan resmi telah pailit. Sehingga belum ada keputusan apakah pekerja di-PHK atau dirumahkan. Yang pasti, penutupan mendadak itu menyebabkan tidak ada aktivitas produksi di pabrik dan karyawan tidak bekerja. Sementara, gaji pekerja dalam 12 hari terakhir juga belum dibayarkan,” ujar Yudi kepada CNBC Indonesia, Kamis (20/2/2025).

    Nasib Buruh Masih Menggantung

    Disnakertrans Kabupaten Garut bersama Serikat Pekerja, BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, dan pihak kepolisian telah membentuk Satuan Tugas Insidentil untuk menangani dampak kepailitan. Mereka memastikan hak-hak buruh tetap terlindungi sesuai regulasi.

    Polda Banten Tetapkan 2 Tersangka Pengoplosan BBM di SPBU Ciceri

    “Kami turut prihatin dengan situasi ini dan berkomitmen untuk mencari solusi terbaik bagi seluruh pihak yang terdampak,” lanjut Yudi.

    Ketua Serikat Buruh PT Danbi International, Novianti, mengungkapkan bahwa hingga kini pekerja belum mendapat kejelasan dari pihak perusahaan.

    “Belum ada informasi apapun terkait nasib buruh dari pihak perusahaan,” kata Novianti.

    Penyebab Kepailitan: Kalah Saing dengan Produk China

    PT Danbi International diketahui kesulitan bersaing di pasar ekspor, terutama dengan produk-produk asal China yang lebih murah.

    Pilar Ajak Warga Tangsel Perangi Stigma Terhadap Penyandang Disabilitas

    “Stoknya menumpuk, tidak bisa dijual. PT Danbi International ini produknya untuk ekspor, namun kemudian kalah saing dengan produk China,” ungkap Yudi.

    Ia berharap pemerintah, khususnya atase perdagangan, bisa membantu membuka kembali akses pasar ekspor bagi produk-produk Indonesia, terutama ke Amerika Serikat dan Eropa.

    Laman: 1 2