Warga Unyur Gotong Royong Bangun Frontage
GELUMPAI.ID – Ratusan warga Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang mulai melakukan pengurugan secara mandiri di perlintasan rel kereta api ruas Jalan Frontage Unyur pada Sabtu, 19 November 2022.
Warga yang berasal dari tiga perumahan dan tiga kampung di Kelurahan Unyur itu mendesak agar Frontage dapat dibangin dengan segera, meskipun harus secara swadaya.
Seperti diketahui, PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebelumnya telah memasang patok pembatas pada rel kereta api, namun warga tetap bersikeras untuk mengurug jalan tersebut. Warga memandang bahwa hal itu merupakan kepentingan umum dan bukan perorangan.
Demikian diungkapkan Ketua RW 16 perumahan Taman Banten Lestari (TBL), Wijaya Fasa, disela-sela kegiatan mengurug Frontage. Menurutnya, akses jalan alternatif itu merupakan salah satu upaya untuk mengutai kemacetan di Kota Serang, khususnya wilayah Unyur.
“Ini kan sudah jelas kepentingan masyarakat, jalan (frontage) ini penting buat warga perumahan,” ujarnya.
Fasa mengatakan, ribuan warga setiap hari melewati akses jalan Frontage tersebut. Ia menyebut bahwa jalan tersebut cukup membahayakan, karena tak jarang pengendara sepeda motor jatuh terpeleset akibat perlintasan kereta api yang licin.
“Ribuan warga lewat jalan ini, dari perumahan TBL, Taman Mutiara, Bumi Indah Permai. Kemudian kampung kedaung, lebak silih, kampung Lebak Gempol dan masyarakat dari mana-mana juga banyak yang lewat sini,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, masyarakat mulai melakukan pengurugan secara swadaya tanpa ada bantuan dari Pemkot Serang. Pengurugan tersebut atas inisiatif warga yang selama ini bersabar menunggu pembangunan akses jalan Frontage selesai.
“Namun hingga saat ini tak kunjung dilakukan, bahkan tidak ada progres sama sekali, padahal pada 2019 masyarakat dijanjikan akan dibuatkan fly over atau underpass. Ini semua swadaya dari warga, tidak ada (bantuan dari Pemkot), ini murni swadaya masyarakat,” tandasnya.
Ketua Forum RW Kelurahan Unyur, Nana Heriatna menyampaikan bahwa pengurugan jalan Frontage Unyur tersebut merupakan kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Terlebih saat ini kondisi Terowongan Terondol sudah tidak kondusif lagi, dan sering terjadi kepadatan lalu lintas.
“Masyarakat mulai melakukan pengurugan secara swadaya, tanpa ada bantuan dari Pemkot Serang. Pengurugan ini atas inisiatif warga yang selama ini bersabar menunggu pembangunan jalan Frontage selesai,” katanya.
Meskipun demikian, ia mengaku walau sudah ditinjau oleh pihak PT KAI, namun hingga saat ini tak kunjung dilakukan pembangunan. Bahkan tidak ada progres sama sekali, padahal pada tahun 2019 masyarakat dijanjikan akan dibuatkan fly over atau underpass.
“Ini sudah menjadi kebutuhan kami. Terowongan terondol macet, Makanya, hari ini kami gotong royong di jalan Frontag Unyur,” terangnya.
Di tempat yang sama, Lurah Unyur, Agus Sulaeman mengatakan, para Ketua RW dan RT bersama warga di lingkungan Kelurahan Unyur, melakukan pengurugan jalan Frontage Unyur berdasarkan hasil musyawarah. Sehingga material yang disediakan pun berdasarkan swadaya.
“Hari ini (Sabtu) warga serius dalam hal membangun jalan Frontage Unyur, hingga menunggu surat izin dari dari Kementrian Perhubungan dan PT KAI keluar,” ujarnya.
Agus mengungkapkan hal yang melatarbelakangi warga Kelurahan Unyur mengurug jalan Frontage Unyur. Dibangunnya akses jalan Frontage ini diyakini bisa mengurai kemacetan yang selama ini terjadi di Terowongan Terondol, Kelurahan Kaligandu, Kecamatan Serang.
“Banyak warga yang mengalami kemacetan di terowongan Trondol, dengan jumlah kapasitas kendaraan yang semakin meningkat. Makanya, hari ini dilakukan pengurugan jalan Frontage Unyur karena sudah sangat dibutuhkan,” tuturnya.
Diakhir ia menyampaikan, setelah selesai melakukan pengurugan di jalan Frontage Unyur, seluruh warga di 4 Perumahan dan 3 kampung di Kelurahan Unyur akan melayangkan surat permohonan kepada Kementerian Perhubungan dan PT KAI.
“Jadi langkah awal, pengurugan dulu. Saat izin sudah keluar, meneruskan pembangunan sangatlah mudah,” tandasnya.
Tinggalkan Komentar