Ruang Getizen

Cinta Bikin Timbangan Bergeser? Begini Fakta Uniknya!

GELUMPAI.ID – Jatuh cinta sering kali membawa kebahagiaan yang luar biasa dan bisa mengubah hidup seseorang. Tapi, siapa sangka cinta juga bisa bikin berat badan naik? Yup, perasaan bahagia, euforia, atau bahkan stres saat menjalani hubungan romantis sering memengaruhi pola makan dan kebiasaan sehari-hari.

Kalau kamu merasa lebih sering ngemil bareng pasangan atau jarang olahraga, bisa jadi cinta adalah “biang keladi” di balik jarum timbangan yang terus bergeser. Tapi, apakah benar cinta selalu bikin berat badan bertambah? Yuk, simak faktanya berikut ini.

1. Pola Makan dan Kebiasaan Sosial Berubah

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik

Ketika jatuh cinta, banyak orang menghabiskan waktu makan bersama pasangan. Apalagi kalau makanannya menggugah selera, biasanya kalori yang masuk pun lebih banyak.

Dilansir dari penelitian Luszczynska & Schwarzer (2005) dalam “Social-cognitive theory of eating behavior”, interaksi sosial, termasuk hubungan romantis, dapat memengaruhi kebiasaan makan. Makan bersama pasangan sering kali memberi rasa nyaman, tetapi juga bisa meningkatkan konsumsi makanan secara tidak terkendali. Jadi, romantisme memang bisa “menggoda” pola makanmu.

Dukun Gila Dipercaya Rusia, Ujungnya Dibunuh

2. Hormon dan Nafsu Makan Ikut Main Peran

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik

Cinta nggak cuma soal hati, tapi juga hormon! Jatuh cinta meningkatkan hormon seperti oksitosin, dopamin, dan kortisol yang memengaruhi mood dan rasa kenyang. Menurut jurnal Appetite yang ditulis Drewnowski & Almiron-Roig (2010), perubahan hormon ini bisa bikin nafsu makan naik, terutama saat stres atau euforia.

Kortisol, misalnya, dapat memicu keinginan makan makanan tinggi kalori saat kamu merasa cemas atau terlalu bahagia. Jadi, nggak heran kalau perasaan cinta bisa bikin selera makan jadi “liar”.

3. Emotional Eating atau Makan Berbasis Emosi

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik

Siapa yang pernah makan untuk “nambal” hati yang lagi bahagia atau cemas? Perilaku ini disebut emotional eating. Penelitian Herman & Polivy (2008) mengungkapkan bahwa hubungan emosional yang intens, seperti saat jatuh cinta, sering memicu makan berlebihan.

Pangeran Thailand Jadi Tukang Kebun di Bandung, Begini Ceritanya

Makan jadi cara “pelarian” buat merespons perubahan emosional, entah karena terlalu bahagia atau stres. Akibatnya, tanpa sadar konsumsi makanan berkalori tinggi jadi lebih sering.

Laman: 1 2

Berita Populer

01

Axel Pons Pembalap Moto2 yang Jadi Musafir Jalan Kaki ke India

02

Pilkada Absurditas

03

Kejati Banten Dituding Politisasi Kasus untuk Downgrade Airin

04

CCTV Ungkap Detik-Detik Tragis Liam Payne di Hotel

05

Net TV Resmi Ganti Nama Jadi MDTV dan Pimpinannya, Halim Lie Ditunjuk Jadi Direktur Utama