Sistem Undian Kuota Ibadah Haji Picu Kemarahan Umat Muslim

Di Twitter, banyak yang mencurahkan kemarahan mereka tentang pengalaman di bawah tagar #PaidButFailed.

Permasalahannya serupa, antara lain pembayaran yang tidak berhasil, status aplikasi yang belum dikonfirmasi, tanggal penerbangan dan akomodasi yang tidak cocok, perubahan hotel, dan fakta bahwa hotline pelanggan pada dasarnya tidak tersedia.

Jumlah kuota berubah
Sebelum sistem baru menjadi wajib bagi umat Islam di Eropa, Australia, dan Amerika, sudah banyak yang tidak kebagian kuota haji. Jumlah tiket yang dialokasikan selalu proporsional dengan populasi muslim di negara tertentu.

Di tahun-tahun pandemi, jumlah orang yang diizinkan untuk beribadah haji berkurang secara signifikan. Jumlah muslim yang diizinkan dari negara-negara di Asia dan Timur Tengah berkurang, bahkan warga Saudi hanya diizinkan dalam kapasitas terbatas.

Pada 2019 sebelum pandemi, 2,5 juta orang diizinkan untuk menjalankan ibadah haji, sementara pada tahun 2020 saat puncak pandemi, hanya 1.000 orang yang diizinkan berhaji. Pada tahun 2021, jumlahnya meningkat menjadi 60.000, dan pada tahun 2022 ini, 1 juta orang diizinkan menjalankan ibadah haji.

Sebaliknya, negara-negara yang tidak terikat sistem tiket baru, juga hanya menerima separuh kuota dari jumlah sebelumnya untuk musim haji tahun ini.

“Namun, jumlah Muslim Eropa, Australia, dan Amerika yang sekarang berada di bawah sistem lotre baru adalah bagian terkecil, mungkin hanya sekitar 50.000 peziarah saja,” Simon Wolfgang Fuchs, dosen studi Islam dan Timur Tengah di Universitas Freiburg, Jerman, kepada DW.

Fuchs mengatakan sistem baru bisa menjadi ujian untuk masa depan. “Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman telah mengumumkan bahwa ia bertujuan untuk meningkatkan jumlah peziarah secara besar-besaran sebagai bagian dari visi 2030-nya,” kata Fuchs.

Munuf Manis
WRITTEN BY

Munuf Manis

pendiam tapi gasuka didiemin