Sebelum mendirikan Front Nusra, Golani sempat bertempur untuk Al Qaeda di Irak dan dipenjara oleh Amerika Serikat selama lima tahun. Ia kembali ke Suriah pada awal pemberontakan atas perintah pemimpin ISIS saat itu, Abu Omar al-Baghdadi, untuk memperkuat kehadiran Al Qaeda di Suriah. Namun, hubungan ini berakhir ketika Golani memisahkan diri dari ISIS dan memimpin perang berdarah melawan mantan sekutunya itu.
Kini, HTS di bawah kepemimpinannya menguasai Provinsi Idlib dan membangun pemerintahan sipil bernama Pemerintahan Penyelamatan. “Dia adalah pemimpin pemberontak paling berpengaruh di Suriah, simbol utama gerakan Islamis,” kata Lund.
Dengan adopsi simbol-simbol revolusi 2011, Golani berusaha mengklaim warisan gerakan rakyat melawan Assad. “Kami adalah bagian dari gerakan itu, meskipun kami juga Islamis,” pungkasnya.