GELUMPAI.ID — Vaginismus adalah gangguan yang menyebabkan otot-otot di sekitar vagina mengencang secara tidak sadar, membuat penetrasi seksual menjadi sangat sulit atau bahkan mustahil. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan rasa sakit, tetapi juga bisa berakibat pada kejang otot dan kesulitan bernapas.
Kondisi ini terjadi sebagai reaksi otomatis tubuh terhadap rasa takut akan penetrasi vaginal. Banyak wanita yang mengalaminya merasa frustrasi dan membutuhkan penanganan medis segera. Gejala ini bisa muncul sebagai respons terhadap trauma emosional atau fisik.
Pemicu vaginismus beragam, bisa berasal dari faktor emosional atau fisik. Secara emosional, perasaan takut atau trauma akibat kekerasan seksual, pengalaman buruk masa lalu, atau kecemasan berlebihan bisa memperburuk kondisi ini.
Faktor fisik seperti infeksi saluran kemih, menopause, hingga operasi panggul juga berpotensi memicu terjadinya vaginismus.
Selain itu, ada beberapa jenis vaginismus yang bisa dialami oleh wanita. Vaginismus primer terjadi saat pertama kali mencoba berhubungan seksual atau saat memasukkan tampon. Sementara vaginismus sekunder biasanya muncul setelah peristiwa medis tertentu, seperti persalinan atau infeksi.
Dalam beberapa kasus, meskipun masalah medis sudah teratasi, rasa sakit tetap berlanjut.
Vaginismus global adalah jenis di mana gejala terjadi akibat semua jenis penetrasi, sementara vaginismus situasional hanya muncul pada jenis penetrasi tertentu saja.
Meski demikian, semua jenis vaginismus dapat menimbulkan rasa sakit yang hebat dan membuat hubungan seksual menjadi tidak nyaman atau tidak mungkin dilakukan.
Faktor risiko untuk vaginismus sangat beragam. Kondisi ini bisa lebih rentan terjadi pada wanita yang pernah mengalami trauma fisik atau emosional, seperti kekerasan seksual. “\Kesehatan mental juga sangat berperan dalam kondisi ini.
Gejala utama vaginismus adalah pengencangan otot secara tidak terkendali saat penetrasi. Gejala lainnya termasuk rasa nyeri, kesulitan bernapas, dan kejang otot. Beberapa wanita bahkan merasa cemas setiap kali akan melakukan hubungan seksual. Perasaan cemas ini bisa memperburuk kondisi vaginismus.