GELUMPAI.ID — Campak adalah penyakit menular yang masih menjadi ancaman kesehatan, terutama bagi mereka yang belum memiliki kekebalan terhadap virus ini. Meskipun seseorang sudah pernah terinfeksi campak, vaksinasi ulang tetap diperlukan.
Menurut dr. Rizki Azaria, MMR, infeksi campak disebabkan oleh virus yang menyerang saluran pernapasan. Vaksinasi campak dapat mengurangi gejala berat jika seseorang terpapar virus lagi. Selain itu, vaksin berperan penting dalam mengurangi risiko komplikasi serius, termasuk kematian.
Namun, kekebalan terhadap campak bisa berkurang seiring waktu. Jika respons imun terhadap vaksin sebelumnya tidak optimal, infeksi tetap bisa terjadi. “Kalau seseorang sudah pernah kena campak tapi belum mendapat vaksinasi, imunisasi tetap dianjurkan untuk memastikan tubuh memiliki perlindungan yang kuat,” ujar dr. Rizki.
Gejala campak biasanya muncul bertahap, dimulai dengan demam tinggi, batuk kering, pilek, mata merah dan berair, serta kelelahan. Setelah beberapa hari, ruam kemerahan akan muncul di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh. Masa inkubasi virus ini berlangsung 10 hingga 14 hari.
Campak menular melalui percikan air liur dari orang yang terinfeksi, seperti saat batuk atau bersin. Risiko penularan meningkat jika berbagi alat makan dengan penderita.
Pengobatan campak biasanya bersifat simptomatik, yaitu untuk meredakan gejala. “Kalau demam, bisa diberikan obat penurun panas. Istirahat cukup, banyak minum air putih, dan konsumsi vitamin A sesuai anjuran dokter juga sangat membantu proses pemulihan,” kata dr. Rizki.
Pencegahan campak dapat dilakukan dengan beberapa langkah sederhana, seperti menggunakan masker saat sakit, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, dan rutin mencuci tangan. “Dengan menjaga kebersihan dan memastikan cakupan imunisasi, risiko penularan campak bisa ditekan,” jelas dr. Rizki.
Sumber: KOMPAS