GELUMPAI.ID – Program ambisius 3 juta rumah untuk rakyat yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto mendapatkan sorotan keras dari anggota Komisi V DPR Fraksi PDI-P, Adian Napitupulu. Menurut Adian, jika bicara soal angka, tentu saja terdengar muluk dan memikat. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana cara mewujudkan rencana besar ini?
“Ya, kalau bicara rumah untuk rakyat sih bagus. Masalahnya, bukan angka, tapi caranya gimana?” ujar Adian dalam program Business Talk Kompas TV pada Kamis malam (16/1/2024).
Adian mengkritik bahwa meski program tersebut terlihat menguntungkan bagi rakyat, yang perlu dipertanyakan adalah langkah nyata menuju pembangunan rumah tersebut. Dia pun mengingatkan bahwa ada perbedaan antara mimpi dan cita-cita. “Rencananya gimana? Kerjanya gimana? Bagaimana mendapatkan lahannya?” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Adian juga mengemukakan keraguannya tentang pemanfaatan tanah hasil sitaan koruptor yang disebut sebagai alternatif lokasi pembangunan rumah. “Kalau kemudian ada novum, bukti baru, digugat ulang, enggak jadi lagi, segala macam gitu,” lanjut Adian.
Lebih jauh, Adian meragukan kesiapan dan kemampuan untuk merealisasikan program ini. “Tapi bagaimana menuju ke sana? Tanahnya dari mana? Kemampuan produksi kita untuk bangun rumah itu, kesiapannya bagaimana?” jelasnya.
Sambil bercanda, Adian menyinggung angka klaim Wakil Menteri Perumahan dan Permukiman Fahri Hamzah yang menyebut sudah ada 40.000 rumah yang dibangun dalam waktu singkat. “Kemarin tiba-tiba kita tersentak-tersentak, 40.000 rumah sudah dibangun. Jangan diklaim dong,” tuturnya disertai tawa Fahri.
Adian pun menyarankan agar Fahri menjelaskan lebih detail rencana pembangunan tersebut kepada publik, sehingga tidak ada kesan klaim tak berdasar.
Sumber: KOMPAS.com
