Israel Jatuhkan Sanksi pada Haaretz Terkait Artikel yang Kritik Pemerintah
GELUMPAI.ID – Israel menjatuhkan sanksi kepada surat kabar Haaretz setelah outlet media tersebut dianggap merugikan legitimasi negara dan mendukung terorisme.
Dikutip dari Al-Jazeera, Pemerintah Israel telah menyetujui langkah untuk memutuskan hubungan dengan surat kabar Haaretz, serta melarang badan-badan pemerintah melakukan komunikasi atau menempatkan iklan dengan surat kabar tersebut. Keputusan ini diambil terkait dengan “banyak artikel yang telah merugikan legitimasi negara Israel dan haknya untuk membela diri,” terutama komentar yang disampaikan oleh penerbit Haaretz, Amos Schocken, di London yang dianggap mendukung terorisme dan menyerukan pemberian sanksi terhadap pemerintah Israel.
Haaretz menanggapi keputusan ini dengan menyebutnya sebagai “resolusi oportunistik untuk memboikot Haaretz,” yang disahkan tanpa tinjauan hukum yang memadai. Surat kabar tersebut menambahkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk meruntuhkan demokrasi Israel.
Haaretz juga membandingkan tindakan Netanyahu dengan langkah yang diambil oleh pemimpin negara lain seperti Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban yang dianggap mencoba membungkam media yang kritis. Haaretz menegaskan bahwa mereka tidak akan tunduk dan tidak akan berubah menjadi media yang hanya menyebarkan pesan yang disetujui oleh pemerintah.
Dalam wawancara dengan Al Jazeera, kolumnis Haaretz, Gideon Levy, mengkritik sanksi pemerintah terhadap surat kabar tersebut, dengan mengatakan bahwa langkah ini memberikan pesan yang sangat buruk, baik secara politik maupun moral.
Menurutnya, banyak orang di Israel yang memandang Haaretz sebagai satu-satunya surat kabar independen, terutama dalam situasi perang di mana sebagian besar media lainnya telah sepenuhnya mendukung narasi pemerintah. Haaretz dianggap sebagai satu-satunya yang memberikan gambaran yang lebih jujur mengenai apa yang terjadi di Gaza.
Ketegangan antara Haaretz dan pemerintah Israel semakin memanas setelah komentar Schocken dalam konferensi di London bulan lalu, di mana ia mengkritik pemerintah Netanyahu yang dinilai menerapkan “regim apartheid” terhadap Palestina.
Tinggalkan Komentar