Gelombang Keracunan Makanan di Afrika Selatan: 23 Anak Tewas dalam Beberapa Bulan
GELUMPAI.ID – Afrika Selatan tengah diguncang tragedi besar terkait kasus keracunan makanan yang telah merenggut nyawa 23 anak dalam beberapa bulan terakhir. Kasus ini mendorong pemerintah menetapkan situasi tersebut sebagai bencana nasional. Presiden Cyril Ramaphosa menyampaikan keprihatinannya dan menyebut skala permasalahan ini sangat mengkhawatirkan.
Keracunan Makanan dan Penggunaan Pestisida Berbahaya
Dilansir dari New York Times, setidaknya 890 orang, sebagian besar anak-anak, mengalami gejala keracunan. Diduga, penyebab utama adalah penggunaan pestisida yang biasa dipakai untuk mengatasi hama di wilayah perkotaan yang terbengkalai. Selain itu, produk makanan kadaluwarsa dan palsu turut menjadi faktor pemicu.
Pihak berwenang mengungkapkan bahwa enam anak kecil di Johannesburg meninggal dunia usai mengonsumsi makanan ringan yang dibeli dari warung. Pemeriksaan yang dilakukan oleh Institut Nasional Penyakit Menular Afrika Selatan menemukan jejak terbufos, pestisida berbahaya, pada kemasan makanan ringan tersebut. Menurut National Institutes of Health, terbufos adalah cairan beracun yang dapat mematikan jika tertelan, terhirup, atau bersentuhan langsung dengan manusia.
Dalam insiden lain, ditemukan keberadaan aldicarb, pestisida pertanian yang sangat berbahaya dan telah dilarang di Afrika Selatan sejak 2016. Presiden Ramaphosa menyebut bahan ini sering disalahgunakan sebagai “pestisida jalanan” untuk mengatasi tikus di daerah kumuh, di mana sistem pengelolaan sampah sering kali tidak berfungsi.
Tragedi yang Memicu Amarah Warga
Kasus kematian akibat keracunan makanan telah dilaporkan di berbagai provinsi di Afrika Selatan, termasuk di Northern Cape dan Eastern Cape. Salah satu korban adalah seorang anak perempuan berusia 4 tahun di Kimberley yang meninggal setelah makan roti. Di Eastern Cape, seorang gadis berusia 9 tahun tewas usai mengonsumsi keripik. Bahkan, pekan ini seorang anak laki-laki berusia 5 tahun di Johannesburg dilaporkan meninggal hanya 20 menit setelah makan camilan.
Dikutip dari laporan South African Broadcasting Corporation, kematian anak-anak ini memicu kemarahan warga setempat. Beberapa penduduk menyalahkan pemilik toko yang sebagian besar adalah imigran. Mereka menuduh para pemilik menggunakan pestisida untuk membasmi tikus dan menjual produk makanan yang sudah kadaluwarsa atau palsu kepada masyarakat miskin.
Tinggalkan Komentar