Bola & Sports

Dibalik Profesi Gadis Ring: Antara Sorotan dan Kontroversi

GELUMPAI.ID – Profesi gadis ring kembali menjadi perbincangan hangat setelah pertandingan tinju Mike Tyson melawan Jake Paul beberapa waktu lalu. Kehadiran mereka, yang biasanya bertugas membawa papan ronde dan memberi informasi terkait babak pertandingan, kerap dinantikan oleh penonton, terutama pria. Meski dianggap glamor dan menghasilkan banyak uang, profesi ini juga memiliki sisi gelap yang kerap diabaikan.

Perhatian publik tertuju pada sosok Sydney Thomas, salah satu gadis ring dalam pertandingan tersebut, setelah wajahnya menjadi viral di media sosial. Dilansir dari Wolipop, seorang netizen memuji kecantikan Sydney yang disebut sebagai “penyelamat” acara yang dianggap membosankan. Wanita 25 tahun ini mendadak menjadi sorotan dan disebut sebagai “pemenang sebenarnya” di tengah jutaan mata yang menyaksikan pertandingan tersebut.

Kesempatan di Balik Profesi Gadis Ring

Kesuksesan Sydney Thomas membuka peluang baginya untuk menjadi gadis ring elit di kancah internasional. Profesi ini terbukti bisa menjadi batu loncatan menuju karier di industri hiburan, termasuk menjadi influencer, kreator OnlyFans, hingga menarik perhatian stasiun televisi untuk terlibat dalam acara-acara populer seperti Love Island.

Menurut laporan yang dikutip dari Daily Mail, beberapa gadis ring bahkan mampu meraup pendapatan fantastis. Brittney Palmer, misalnya, menjadi salah satu ring girl dengan bayaran tertinggi, mengantongi hingga £4,1 juta atau sekitar Rp79 miliar per tahun. Namun, pendapatan besar ini datang dengan tuntutan yang tidak ringan.

Tantangan Berat dan Tekanan Sosial

Menjadi gadis ring tidak semudah yang terlihat. Mereka dituntut untuk selalu tampil prima, baik secara fisik maupun mental. Dilansir dari sumber yang sama, para gadis ring harus menjalani diet ketat dan latihan fisik rutin demi memenuhi standar penampilan. Profesi ini juga dianggap sangat kompetitif, yang membuat tekanan semakin berat.

Selain itu, perdebatan tentang profesi ini tidak pernah surut. Beberapa pihak menganggapnya sebagai bentuk objektifikasi perempuan. Di beberapa cabang olahraga, seperti Formula 1 dan panahan, peran gadis ring bahkan sudah mulai dihapus.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar