Ambisi Xanh SM Menyaingi Grab di Asia Tenggara
Performa Pasar dan Kritik
Menurut survei Decision Lab, Xanh SM berhasil menarik 36 persen responden sebagai pilihan utama ride-hailing mereka, meski masih di bawah Grab yang meraih 62 persen.
Namun, beberapa pengemudi mengeluhkan kualitas kendaraan listrik Xanh SM. “Jika kendaraan rusak akibat kelalaian, pengemudi harus menanggung biaya perbaikan,” kata seorang pengemudi Grab kepada Al Jazeera.
Kerugian Vinfast dan Masa Depan Xanh SM
Vinfast, yang menjadi pemasok utama kendaraan untuk Xanh SM, menghadapi tantangan besar. Dalam laporan keuangan terbaru, perusahaan melaporkan kerugian sebesar $773,5 juta pada kuartal kedua 2024, meningkat 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Bill Russo, pendiri firma konsultasi Automobility Limited, mengatakan bahwa industri kendaraan listrik memerlukan modal besar dan skala ekonomi yang signifikan. “Vinfast harus bersaing pada harga, namun kendaraan mereka cenderung lebih mahal dibandingkan pesaing seperti BYD dari Tiongkok,” katanya.
Meski demikian, Vuong tetap optimis. Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, ia mengatakan akan terus mendukung Vinfast “sampai uangnya habis.” Pada November 2024, Vingroup mengumumkan akan memberikan pinjaman senilai $1,4 miliar kepada Vinfast hingga 2026, sementara Vuong secara pribadi menyuntikkan $2,1 miliar.
Harapan di Tengah Tantangan
Meskipun menghadapi berbagai kritik, Xanh SM tetap menjadi simbol ambisi Vietnam di sektor kendaraan listrik. Dat, salah satu pengemudi Xanh SM, mengaku puas dengan pilihannya.
“Satu-satunya kekurangan adalah motor listrik tidak bisa langsung digunakan seperti motor bensin. Tapi, buat saya, ini bukan masalah besar. Saya bisa beristirahat saat baterainya diisi ulang,” ungkapnya.
Tinggalkan Komentar