GELUMPAI.ID — Negara-negara ASEAN sepakat untuk tidak melakukan retaliasi dalam menghadapi kebijakan tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump. Sebagai respons, ASEAN menegaskan komitmennya untuk memperkuat sistem perdagangan multilateral yang terbuka dan inklusif.
Pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN ke-12 (AFMGM) di Kuala Lumpur, Malaysia pada 10 April 2025, menghasilkan keputusan penting dalam menanggapi perang dagang antara AS dan China. Mengingat ketergantungan kawasan ASEAN pada perdagangan eksternal, pertemuan ini memutuskan untuk mengedepankan dialog dan diplomasi, bukan membalas tindakan tarif tinggi yang diterapkan Trump.
Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Indonesia, menegaskan bahwa Indonesia akan merespons dengan langkah-langkah strategis. “Retaliasi bukanlah solusi, melainkan kerja sama dan negosiasi,” kata Sri Mulyani. Indonesia juga berkomitmen untuk terus mempercepat reformasi peraturan yang akan mengurangi hambatan perdagangan dan investasi.
Selain itu, Indonesia bersama dengan Bank Indonesia akan terus berupaya menjaga stabilitas pasar keuangan, di tengah ketidakpastian yang timbul akibat perang dagang ini. “Ini adalah isu yang kompleks dan perlu ditangani secara simultan,” ujarnya.
Dalam forum ini, ASEAN juga menyepakati langkah-langkah untuk meningkatkan perdagangan dan investasi antarnegara anggota guna mempercepat integrasi sektor keuangan dan perekonomian kawasan. Salah satu langkah yang disepakati adalah pengembangan ASEAN Power Grid Financing Facility (APGFF) yang melibatkan ADB dan World Bank, serta melanjutkan inisiatif Indonesia terkait penyederhanaan proses kerja sama keuangan.
Meskipun ketegangan akibat perang dagang AS-China terus meningkat, ASEAN menegaskan bahwa mereka akan terus bekerja sama dengan AS untuk mencari solusi yang seimbang dan mendukung ekonomi global yang lebih tangguh.
Sumber: CNBC Indonesia