GELUMPAI.ID — Enea Bastianini, salah satu dari tiga pembalap yang memilih menggunakan ban slick, kehilangan peluang saat balapan MotoGP COTA Minggu lalu terpaksa ditunda. Keputusan Race Direction untuk menunda start disebabkan kekacauan yang terjadi, di mana banyak pembalap yang kembali ke pit untuk mengganti motor setelah memilih ban basah.
Dalam situasi tersebut, aturan ‘Quick Start’ MotoGP diaktifkan, memungkinkan pembalap untuk mengganti motor di pit lane tanpa dikenakan penalti. Pembalap yang awalnya menggunakan ban basah kemudian kembali dengan motor yang dilengkapi ban kering dan mengambil posisi grid mereka seperti semula.
Bastianini, yang tetap memilih ban kering saat kondisi lintasan masih sedikit basah, merasa prosedur tersebut tidak sepenuhnya adil.
“Dari sisi saya, mungkin ini tidak benar,” kata Bastianini. “Karena kamu mengambil risiko, saya menggunakan ban kering dan saat itu masih ada sedikit air di lintasan.”
Namun, pembalap Honda, Luca Marini, yang tetap bertahan di grid dengan ban basah, melihat bahwa Race Direction sebenarnya tidak punya pilihan lain, mengingat banyaknya pembalap yang terlibat dalam kebingungannya.
“Menurut saya, Race Direction mengelola situasi dengan sangat baik, dengan cara yang aman,” ujar Marini.
Meskipun kehilangan peluang podium, Bastianini berhasil menyelesaikan balapan di posisi ketujuh, yang merupakan hasil terbaiknya sejak bergabung dengan Tech3 KTM.
“Saya senang dengan balapan saya, ini adalah yang terbaik sejak musim dimulai,” kata Bastianini. “Saya merasa sangat baik, mungkin untuk pertama kalinya dengan motor ini.”
Manajer Tim Tech3, Nicolas Goyon, memandang hasil ini sebagai langkah positif untuk Bastianini.
“Enea melakukan pekerjaan yang baik akhir pekan ini, dia semakin baik dengan motornya, dan posisi ketujuh adalah penghargaan yang sangat bagus untuk kerjanya.”
Sumber: CRASH
