GELUMPAI.ID – Pemerintah mengimbau perbankan untuk segera menyesuaikan suku bunga kredit setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan menurunkan BI Rate. Keputusan tersebut diambil dalam rapat dewan gubernur pada 14-15 Januari 2025, yang menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Langkah ini dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dengan turunnya BI Rate, pihaknya berharap bank-bank bisa menurunkan suku bunga pinjaman mereka. Hal ini, kata Airlangga, akan meringankan sektor riil dan memperlancar perputaran ekonomi.
“Diharapkan cost of fund perbankan juga bisa turun, perbankan bisa menurunkan tingkat suku bunga agar sektor riil bisa berjalan,” ujar Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Kamis (16/1/2025).
Tahun 2024, Indonesia mencatatkan angka inflasi yang cukup rendah, hanya 1,57%. Oleh karena itu, biaya bunga yang tinggi bagi nasabah menjadi tidak sebanding. Airlangga juga menjelaskan bahwa sebelumnya BI menahan penurunan ini dengan alasan kondisi suku bunga di AS yang lebih tinggi agar tidak terjadi aliran keluar modal (capital flight).
Terkait melemahnya nilai rupiah setelah penurunan BI Rate, Airlangga menegaskan bahwa pemerintah tidak terlalu khawatir. Menurutnya, penguatan dolar AS yang terjadi secara global mempengaruhi banyak negara, bukan hanya Indonesia.
“Dolar kan menguat terhadap semua mata uang, jadi kita tidak khawatir. Yang penting fundamental kita kuat, kita punya trade positif, dan cadangan devisa yang cukup,” tegasnya.
Sumber: CNBC Indonesia