GELUMPAI.ID — Diare menjadi salah satu gangguan kesehatan yang kerap menyerang anak-anak, khususnya balita.
Meski terlihat sepele, kondisi ini bisa berdampak serius jika tak ditangani dengan cepat dan tepat.
Risiko utama yang mengintai adalah dehidrasi. Tubuh anak kehilangan cairan secara drastis, sehingga perlu segera digantikan.
Langkah pertama yang wajib dilakukan adalah memberikan cukup cairan.
Cairan seperti oralit sangat dianjurkan karena mengandung elektrolit yang bisa menggantikan cairan tubuh yang hilang.
Air putih juga harus diberikan sesering mungkin meski dalam jumlah sedikit setiap kali.
Bagi anak yang masih menyusu, pemberian ASI tetap dilanjutkan. ASI mengandung antibodi alami yang bantu melawan infeksi.
Selain itu, kaldu bening atau sup juga bisa jadi alternatif pengganti cairan dan menambah elektrolit.
Penting juga untuk tidak menghentikan pemberian makanan selama anak diare.
Justru di masa ini, anak tetap membutuhkan asupan energi agar tubuhnya kuat melawan infeksi.
Berikan makanan yang mudah dicerna seperti bubur, nasi tim, roti tawar, atau pisang.
Hindari makanan pedas, tinggi lemak, atau yang terlalu manis karena bisa memperparah kondisi.
Jika anak mengonsumsi susu formula, konsultasikan dengan dokter apakah perlu mengganti dengan varian rendah laktosa.
Langkah berikutnya adalah menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan makan anak.
Cuci tangan anak dan seluruh anggota keluarga dengan sabun, terutama sebelum makan dan setelah buang air.
Pastikan alat makan dan botol susu bersih dan steril sebelum digunakan.
Makanan dan minuman anak juga harus dalam kondisi matang dan higienis untuk mencegah infeksi tambahan.
Diare pada anak memang umum terjadi, tapi bukan berarti bisa dianggap remeh.
Jika penanganan dilakukan secara konsisten dan tepat, anak bisa segera pulih dan terhindar dari komplikasi.
Orang tua perlu waspada jika muncul tanda bahaya seperti anak lemas, mata cekung, atau tidak buang air kecil lebih dari 6 jam.
Jangan ragu membawa anak ke fasilitas kesehatan bila kondisinya memburuk.