GELUMPAI.ID — Coachella 2025 dibuka dengan kejutan besar pada malam pertama. Lady Gaga, yang sempat menggantikan Beyoncé pada 2017, akhirnya tampil sebagai headliner setelah hampir satu dekade. Kali ini, penampilannya tidaklah kebetulan, melainkan sebuah pernyataan yang telah direncanakan.
Pada Jumat, 11 April, Gaga memukau penonton dengan pertunjukan bertajuk “The Art of Personal Chaos”.
Dua jam penuh dengan pertunjukan yang lebih dari sekadar konser, tetapi sebuah kritik mendalam tentang dunia hiburan dan pengorbanan di baliknya. Dua versi Gaga dari era berbeda muncul di layar, menghadap satu sama lain dengan pesan yang jelas: “Ini adalah manifesto dari kekacauan.”
Album terbaru Gaga, Mayhem, yang baru saja dirilis pada Maret dan menduduki puncak Billboard 200, menjadi dasar dari penampilan ini. Gaga membawakan lagu-lagu baru dengan sentuhan khasnya, namun cara ia mengubah beberapa lagu lamanya memberikan kesan segar dan memaksa penonton untuk menilai ulang makna ketenaran.
Sang superstar memulai penampilannya dengan lagu “Bloody Mary” dari album Born This Way. Pada Act 1, ia membawa penonton pada perjalanan melalui lagu-lagu lama dan baru.
Ia menutup sesi ini dengan “Poker Face” yang ikonik, memainkan permainan catur yang simbolis, seolah sedang melawan dirinya sendiri. “Off with her head,” teriak Gaga saat mengalahkan dirinya yang lebih muda.
Pada Act 2, Gaga menghidupkan kembali versi lamanya, yang terkubur di antara kerangka manusia. Dengan “Perfect Celebrity” dan “Paparazzi”, ia menggali tema gelap tentang ketenaran, menunjukkan sisi paling rapuh dari seorang idola.
Gaga kemudian berlanjut ke Act 3, tampil lebih energik dengan lagu-lagu seperti “Killah” dan “Zombieboy”. Di Act 4, ia mengingatkan para penonton bahwa ketenaran bukanlah segalanya.
Dengan penuh semangat, ia membawakan “Born This Way”, mengingatkan para penggemarnya bahwa mereka adalah siapa yang mereka pilih untuk menjadi.
Menjelang akhir, Gaga memberikan kejutan lagi dengan menyanyikan “Shallow” di piano, mengajak para penggemar untuk merasakan setiap kata yang ia nyanyikan. Ia berjalan di sepanjang panggung, berinteraksi langsung dengan penggemar sebelum akhirnya menghilang.
